BERITAUSUKABUMI.COM-Saat ini di Kabupaten Sukabumi terdapat 2.800 ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia pada ibu hamil.
Masalah KEK dan anemia ibu hamil tentu saja berdampak munculnya persoalan stunting. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Sukabumi di bulan Februari 2023 ini akan memfokuskan pada dua hal yang akan menjadi program prioritas penanganan stunting.
Diantaranya stunting spesifik serta kekurangan energi kronis dan anemia pada ibu hamil.”Mereka itu harus di intervensi segera, peran camat yang juga sebagai ketua TPPS wilayah dan kepala desa harus segera menyikapinya dengan sungguh- sungguh,”ungkap Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Soemantri acara Review Kerja Tahunan Aksi Konvergensi Stunting di Aula Sekretariat Daerah (Setda) Palabuhanratu, Rabu (25/1/2023).
LIHAT JUGA :
- Bikin Haru, Tentara di Sukabumi Angkat Anak Penderita Stunting jadi Anak Asuh
- Angka Stunting Kabupaten Sukabumi Lebih Rendah Dibanding Provinsi Jawa Barat
Iyos Somantri ajak juga mengajak camat dan kepala desa untuk memprioritaskan program aksi penanganan stunting di wilayahnya masing-masing.
“Betapa pentingnya menangani kasus stunting ini sehingga harus serempak bersama sama untuk terus menurunkannya. Camat dan kades yang juga sebagai ketua TPPS harus banyak gerakan,”pinta Iyos Soemantri.
Selain itu Iyos Soemantri juga meminta masyarakat yang mengalami stunting untuk segera melaporkan ke pihak desa dan kecamatan.
“Masyarakat jangan malu apabila keluarganya mengalami stunting. Segera harus lapor ke pemerintah desa atau kecaman untuk ditindaklanjuti,”terangnya.
Pada kesempatan itu Iyos Soemantri mengungkapkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Di mana, angka stunting di Kabupaten Sukabumi ada di angka 24,2 persen dengan sampling 200 ribu balita.
Namun hasil metode penelitian Pemkab Sukabumi lanjut Iyos Soemantri membuktikan angka stunting di Kabupaten Sukabumi berada di angka 5,3 persen dengan sampling seribu balita.
“Kita ingin merevalidasi angka 5,3 persen tersebut dengan betul-betul yang nantinya data itu akan di digitalisasikan oleh dinas Kominfosan. Selain itu juga akan ditindaklanjuti melalui Gerakan Aksi Deteksi dan Intervensi Stunting (Gadis Sukabumi),”tuturnya.
Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Ardiana Trisnawiana menambahkan, ada delapan aksi upaya penurunan stunting. Upaya itu antara lain, analisa situasi, rencana kegiatan, rembug stunting, perbup/perwal tentang peran desa, kader pembangunan manusia, manajemen data, pengukuran dan publikasi, serta review kinerja tahunan.
“Review kerja tahunan aksi konvergensi stunting tahunan ini bertujuan untuk melihat capaian percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sukabumi, juga untuk bahan laporan serta feedback penyusunan rencana delapan aksi konvergensi khususnya menjadi analisis situasi di tahun 2023,”bebernya.
editor : Hasna Fatimah Zahra