BERITAUSUKABUMI.COM-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi mayoritas wilayah di Indonesia akan menghadapi musim kemarau atau kekeringan panjang mulai Maret 2023.
Puncaknya, sebanyak 32 dari total 34 provinsi akan dilanda musim kering pada Agustus 2023 mendatang.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko menyampaikan, indikasi kekeringan itu dapat dilihat dari cuaca, dimana tingkat intensitas hujan yang berada di bawah 100 mm per bulan.
LIHAT JUGA :
- BMKG Proyeksi Tahun Baru 2023, Hampir Seluruh Indonesia Dilanda Hujan Lebat
- BMKG Bandung : Sukabumi Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan M=4,2
“Sudah kami ringkas, di bulan Maret ada 4 provinsi dimana intensitas hujannya di bawah 100 mm. Ini sudah masuk kekeringan,” kata Jarot.
Jarot mengatakan, jumlah itu akan terus bertambah jadi 8 provinsi pada April, 19 provinsi di Mei, 21 provinsi di Juni, dan 29 provinsi pada Juli. “Agustus itu musim yang paling kering nanti,” ungkapnya.
Sementara menurut data yang didapat dari Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, akan ada sebanyak 32 provinsi yang dilanda kekeringan pada Agustus 2023 mendatang.
Tercatat hanya Riau dan Papua Barat saja yang punya intensitas hujan di atas 100 mm per bulan.
Berikut daftar 32 provinsi yang akan diterjang kekeringan pada Agustus 2023:
1. Sumatera
Aceh
Bangka Belitung
Bengkulu
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Lampung
Sumatera Selatan
2. Jawa
Banten,
DKI Jakarta,
Jawa Barat,
Jawa Tengah,
DI Yogyakarta,
Jawa Timur
3. Kalimantan
Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur dan Utara
4. Sulawesi
Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara,
Gotontalo,Sulawesi Utara
5. Bali dan Nusa Tenggara
Bali,
Nusa Tenggara Barat (NTB),
Nusa Tenggara Timur (NTT)
6. Maluku dan Papua
Maluku,
Maluku Utara,
Papua,
Papua Selatan
Sementara, Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia menyatakan bahwa fenomena La Nina yang telah terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah akhirnya telah berakhir.
Sebagai gantinya, El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.
Berdasarkan data yang dihimpun, suhu laut juga telah mencapai rekor tertingginya setelah terakhir terjadi pada tahun 2016. Belum lagi gelombang panas yang mendorong rekor suhu tertinggi di Asia akhir-akhir ini.
“Dari pemodelan cuaca yang kami dapatkan El Nino diprediksi akan terjadi pada Agustus 2023 meski ketidakpastian tingkat keparahan El Nino masih sangat tinggi,” ungkapnya.
sumber : liputan6.com
editor : Irwan Kurniawan