Kata Pengurus Besar PGRI Soal Derita Guru Susan Pasca Divaksin COVID-19

Susan Antela, guru SMAN 1 Cisolok yang mengalami kebutaan dan kelumpuhan pasca divaksin COVID-19 tahap kedua (foto:istimewa)

BERITAUSUKABUMI.com-Ketua Pengurus Besar PGRI, Dudung Nurullah Koswara dalam tulisannya mengomentari nestapa yang menimpa Seorang guru di SMAN 1 Cisolok bernama Susan Antela (31) warga Kampung Pasir Talaga RT 03 RW 06, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Di mana sesuai pengakuan Susan, derita yang mendera berupa kelumpuhan kaki dan penglihatan tidak lagi normal setelah ia melakukan vaksin COVID-19 tahap dua.

Menurut DNK begitu ia disapa, dari beberapa keterangan yang dihimpunnya, ia menilai terjadi miskomunikasi, mis silaturahmi dalam kasus Susan.

Bacaan Lainnya

“Dari sejumlah info yang Saya terima ada layanan yang kurang proaktif dari pihak Dinas kesehatan Kabupaten Sukabumi. Sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi proaktif mengawal kesembuhan Ibu Susan. Bukankah awalnya Ia sehat?, kata DNK dalam tulisannya yang diolah BERITAUSUKABUMI.com, Jumat 30 April 2021.

KLIK JUGA :

DNK bertanya apa yang dialami Susan. SekaIi pun atau seandainya tidak ada kaitan dengan vaksin kedua, namun bukankah ujar DNK, Susan menjadi sakit pasca vaksinasi ke dua?.

“Idealnya Ibu Susan mendapatkan perhatian serius terutama dari pihak terkait yakni Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Idealnya Ibu Susan mendapatkan perawatan maksimal dan tidak harus menanggung biaya sendiri,” pinta DNK.

“Sungguh seorang guru honorer yang awalnya sehat dan baik-baik saja, harus mengalami derita kelumpuhan dan gangguan penglihatan. Hal yang lebih pilu lagi berdasarkan keterangan yang dihimpun seolah pasaca vaksin Ibu Susan tidak mendapatkan perhatian serius. Padahal Ibu Susan bisa dikatakan “korban” namun mengapa kurang diperhatikan oleh sejumlah pihak terkait,” kata DNK lagi.

Beruntung kepala SMAN1 Cisolok dan MKKS Kabupaten Sukabumi proaktif memberikan bantuan di tengah kesulitan pembiayaan penyembuhan yang cukup lama. Sebagai aparatur pendidikan yang melayani anak bangsa, anak masyarakat Kabupaten Sukabumi, Ibu Susan wajib mendapatkan perhatian semua pihak. Ibu Susan adalah guru honorer, tentu saja membutuhkan perhatian semua pihak.

DNK membandingkan, andaikan Ibu Susan anak pejabat, tokoh politisi atau pesohor tentu akan mendapatkan perhatian lebih. Mungkinkah karena Bu Susan hanya seorang guru honorer kemudian sejumlah pihak terkait terkesan tidak proaktif dan empati?. Semoga kasus Bu Susan jadi pembelajaran bagi kita semua.

Semoga tidak ada malapraktik dalam kasus Bu Susan. Semoga tidak ada keteledoran dan pengabaikan dari Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi.

Semoga setiap waga masyarakat kurang mampu dapat dilayani secara baik. Apa lagi Bu Susan adalah aparatur pendidikan yang setia dedikatif melayani anak bangsa.

“Sebagai Ketua PB PGRI, saya berharap kepala satuan pendidikan SMAN1 Cisolok terus mengawal dengan baik. Juga kepada Ketua PGRI Kabupaten Sukabumi agar terlibat lebih serius mengawal kasus Ibu Susan. Plus, tentu saja Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi agar memberikan layanan utama dan terbaik,”harap DNK diakhir tulisannya.


editor : Rikat Elang Perkasa

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *