BERITAUSUKABUMI.COM-Wakil Kepala Bidang Kesiswaan yang juga Wakil Ketua Panitia Pelaksana Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah SMK Negeri Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Tukimin menjelaskan, insiden puluhan peserta MPLS jadi korban kesurupan dan sebagian ada yang pingsan, itu sangat diluar dari rencana panitia MPLS.
Sebab kata Tukimin, saat briefing panitia, semua panitia pelaksana sepakat tidak ada kegiatan fisik seperti dalam video yang beredar.
Dengan terjadinya insiden ini, pihak SMK Negeri Gunungguruh akan menghapus kegiatan MPLS yang mendekati praktek perpeloncoan di masa yang akan datang.
“Awalnya tidak ada rencana kegiatan seperti itu dan semua panitia sepakat. Karena kita sudah briefing sebelumnya bahwa kegiatan itu hanya jalan santai saja dan kemudian ada permainan game karakter, tidak seperti dalam video yang beredar,”ungkap Tukimin dikonfirmasi BERITAUSUKABUMI.COM, Jumat (21/7/2023).
Menurut Tukimin, insiden kesurupan dan sebagian peserta ada yang jatuh pingsan saat kegiatan MPLS, itu dikarenakan masalah human error.
“Itu kami pastikan human error dari beberapa panitia di lapangan. Jadi saya sendiri pas kebetulan kemarin sebagai wakil ketua pelaksana MPLS, begitu datang di tempat ada kejadian itu langsung saya hentikan agar kegiatan tidak dilanjutkan,”ungkapnya.
LIHAT JUGA :
- Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah SMK Negeri Gunungguruh Makan Korban
- Kenal Singkat dengan Tiga Mojang Geulis, Trio Sunda yang Siap Tembus Pasar Jakarta
Tukimin mengakui kegiatan menyusuri pematang sawah sampai adegan semi militer yang dilakukan peserta MPLS, oleh beberapa panitia dianggap sebuah permainan semacam out bond.
“Hanya saja permainannya agak sedikit berlebihan, seperti masuk ke sawah beberapa meter. Yang saya perhatikan dan memang sih kelihatannya kalau sebagian anak-anak pada suka (karena) menyenangkan. Cuma mungkin kurang kontrol, kemudian ada yang capek mungkin ya, hingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,”tandas Tukimin.
Tukimin kemudian menceritakan kronologi kejadian. Di mana kegiatan MPLS SMK Negeri Gunungguruh di mulai sejak Senin dan Selasa.
“Untuk kejadian malam Rabu (18/7/2023). Awalnya kesurupan dan pingsan saat menjelang acara api unggun, tapi belum malam sih, beres solat magrib tiba-tiba ada beberapa anak yang pingsan serta kesurupan jumlahnya sekitar hampir 20 orang, yang kesurupan mungkin sekitar 10 lalu pingsan 10 orang. cuma langsung kita tangani. Sedangkan kemarin kamis itu hanya dua orang yang pingsan langsung kita tangani kemudian sadar di sekolah,”terangnya.
editor : Irwan Kurniawan