Ujang Koswara, Penemu Limar Penerang Kampung Nangela Tegal Buleud Sukabumi

Penemu Limar (Listrik Mandiri Rakyat) Ujang Koswara/foto:dokpribadi

BERITAUSUKABUMI.COM-Nyaris 30 tahun lebih 290 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Nangela Kecamatan Tegal Buleud, Kabupaten Sukabumi, belum menikmati terangnya aliran listrik. Kini meski hanya menggunakan listrik bukan dari PLN, tetapi setidaknya  warga di sana dengan penuh  suka cita bisa mulai merasakan hidup lebih mudah dengan adanya energi listrik ke daerah mereka.

Selain dari perjuangan seorang legislator DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi PKB, Hasyim Adnan. Warga Kampung Nangela Tegal Buleud, patut juga mengucapkan terima kasih kepada sosok Ujang Koswara, sang penemu listrik paket lampu LED berdaya baterai yang diberi nama Limar atau Listrik Mandari Rakyat.

Anggota DPRD Jabar yang juga Ketua DPC PKB Kab.Sukabumi, Hasyim Adnan/foto:istimewa

Ujang Koswara menciptakan listrik Limar berawal dari kepedulian bukan untuk kemanfaatan banyak orang, melainkan saat melihat kondisi prihatin rumah ibunya sendiri di Pakenjeng, Garut Selatan yang belum teraliri listrik.

Bacaan Lainnya

Di mana kala itu ada program konversi dari minyak tanah ke gas di era Presiden ke-7 Susilo Bambang Yudhoyono. Berangkat dari keprihatinan inilah Ujang Koswara berpikir keras bagaimana agar rumah ibu dan keluarga tercintanya bisa diterangi lampu dialiri listrik.

“Tahun 2008, saya ada di puncak karier sebagai pengusaha, tapi ada kontradiktif dengan kehidupan keluarga di kampung, di Pakenjeng, Garut Selatan. Dari Bandung ke Garut hanya 2 jam, tapi dari Garut ke kampung halaman ibu saya menempuh waktu 5 jam. Saat itu ibu tanya, “Jang, kenapa harga minyak tanah yang sebelumnya Rp4.000 jadi Rp15.000 perliter? Tapi susah didapat,”terangnya.

Baca juga : Food Bank Ala PKB untuk Hidupkan UMKM di Tengah Pandemi COVID-19

Tepatnya Limar diciptakan dan diproduksi Ujang mulai tahun 2008. Penemuannya ini merupakan hasil kolaborasi ide dengan keahlian seorang tukang reparasi elektronik langganannya. Setelah proses bongkar pasang selama 6 bulan, Limar akhirnya berhasil diciptakan dengan produksi pertama sebanyak 5.000 unit.

Satu boks Limar berisi komponen seperangkat penerangan untuk satu rumah. Dalam setiap boksnya terdapat lima buah lampu LED (Light-Emitting Diode) dan accu yang dilengkapi dengan lima buah tombol.

Masing-masing lampu berdaya terang 1 watt namun setara dengan terang 10 watt. Energi listrik guna menyalakan lampu-lampu itu berasal dari accu yang kekuatan energinya cukup untuk satu bulan.

Accu tinggal di-charge selama tiga jam dengan menggunakan genset jika listrik Limar habis. Warga bisa mengisi ulang accu dengan membayar sebesar Rp2.000 hingga Rp2.500.

Baca juga : Gagal Satu Tumbuh Puluhan Menara Kincir Angin

Dari kacamata teknologi, Limar sangatlah sederhana. Saking sederhananya, siapapun bisa menjiplaknya dengan mudah.

Bicara perhatian, Pemerintah Kabupaten Sukabumi terlebih pihak PLN sendiri sebenarnya sudah merespon, klaimnya sudah survei ke lapangan alias tidak begitu menutup telinga tidak pula menutup mata dengan kondisi puluhan tahun gelap gulitanya daerah Nangela Tegal Buled.

Tetapi beberapa faktor teknis yang jadi dasar pertimbangan belum juga teraliri listrik ke Kampung Nangela Tegal Buleud, diantaranya perlunya investasi biaya yang tidak sedikit untuk pembangunan gardu, tiang TM dan tiang TR. Jaraknya yang jauh serta posisi pemukiman penduduknya yang tersebar berpencar.

Atas alasan itulah, warga Kampung Nangela Tegal Buled belum juga menikmati terang malam ketika disinari lampu, mudah aktivitas sehari-hari tatkala ada aliran listrik.

Maka dengan adanya Limar karya Ujang Koswara, warga Nangela Kecamatan Tegal Buleud Kabupaten Sukabumi bisa menikmati aliran listrik karena memang Limar diperuntukkan bagi masyarakat yang selama ini terpinggirkan dan tidak bisa dijangkau oleh PLN.


sumber : dari berbagai sumber

editor : Irwan Kurniawan

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *