Sejarah Cikal Bakal Kali Pertama Terbentuknya Polri Ternyata di Sukalarang Sukabumi

Pintu Gerbang bekas Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Secapa Polri Sukabumi tahun 1993 di Desa Priangan Jaya Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi nampak masih berdiri kokoh meskipun tidak terawat.

BERITAUSUKABUMI.COM-Pintu Gerbang bekas Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Secapa Polri Sukabumi tahun 1993 di Desa Priangan Jaya Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi nampak masih berdiri kokoh meskipun tidak terawat. Terlihat dengan jelas lambang TRI BRATA kebanggaan Polri terpampang dengan gagah diatas papan nama dari besi yang tertancap diantara kedua pintu gerbang Pusdiklat Secapa Polri Sukabumi 1993.

Pusdiklat Secapa Polri Sukabumi 1993 tersebut pernah digunakan sebagai tempat pendidikan dan latihan siswa Secapa Polri sebab disana sudah tersedia sarana dan prasarananya yang berlokasi di Gunung Sabak dan Gunung Suta.

Tidak banyak yang tahu alasan mengapa Pusdiklat Polri memilih Gunung Sabak dan Gunung Suta sebagai Pusdiklat Secapa Polri Sukabumi di Gunung Sabak dan Gunung Suta Kecamatan Sukalarang.

Ternyata setelah dilakukan penelusuran dan penelitian lapangan serta melakukan wawancara dengan sejumlah tokoh masyarakat dan purnawirawan Polri Sukabumi, Gunung Sabak dan Gunung Suta tersebut memiliki kaitan yang erat dengan sejarah cikal bakal terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Bacaan Lainnya
Perwira dan peserta Pusdiklat Secapa Polri Sukabumi di Gunung Sabak dan Gunung Suta Kecamatan Sukalarang tempo dulu

Di mana gunung-gunung yang disebutkan diatas merupakan tempat pendidikan dan latihan Keibodan (Pembantu Polisi Jepang) pada masa pendudukan Jepang di Indonesia antara tahun 1942-1945.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Sukabumi dikenal dengan Kota Polisi sebab sejak jaman penjajahan Belanda di Sukabumi didirikan Politie School (Opleiding School voor Het Personeel der Politie) pada tahun 1927 sampai 1942 yang merupakan pusat sekolah polisi Hindia Belanda pertama dan terbesar pada zamannya.

Selanjutnya setelah Hindia Belanda direbut dan dikuasai oleh Jepang, pada masa penjajahan Jepang tahun 1942 sampai tahun 1945 penjajah Jepang menganti nama Politie School Sukabumi menjadi Djawa Keisatsu Gakko.

Kemudian untuk memobilisasi penduduk Pulau Jawa guna membantu Jepang dalam Perang Asia Pasifik, pada tanggal 29 April 1943 pemerintah penjajahan Jepang merekrut anggota Keibodan (barisan pembantu polisi) di Djawa Keisatsu Gakko Sukabumi dan dilatih selama 1 (satu bulan), dan pada masa itu anggota Keibodan mencapai 1 (satu) juta orang.

Penetapan Sukabumi sebagai Kota Polisi diperkuat dengan diterbitkannya Surat Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 88.45/115-Huk/2022 tanggal 31 Maret 2022.

Namun ternyata bukan hanya di Kota Sukabumi saja tempat terbentuknya cikal bakal Kepolisian Negara tetapi di Kabupaten Sukabumi termasuk salah satu cikal bakal terbentuknya Polri, karena pada zaman dulu kantor pemerintahan Kabupaten Sukabumi dan Kotamadya Sukabumi berada di Kota Sukabumi.

Selanjutnya berdasarkan informasi yang saya serap dari sejumlah Purnawirawan Polri di Sukabumi antara lain bapak Inspektur Polisi Tingkat Dua/ Ipda (Purn) Itjang Mintapradja lahir di Sukabumi tahun 1929, bapak Ajun Inspektur Polisi Tingkat Satu/ Aiptu (Purn) Djadja lahir di Sukabumi tahun 1928 dan bapak Brigadir Polisi (Purn) Ukat Sukatma lahir di Sukabumi tahun 1930.

Bapak Itjang Mintapradja dan keluarga tahun 1950

Mereka semuanya pernah menjalani pendidikan di Djawa Keisatsu Gakko sebagai Keibodan pada jaman Penjajahan Jepang, mereka menerangkan bahwa salah satu tempat pendidikan Keibodan adalah di Kota Hiroshima-2 Kecamatan Cireunghas.

Dan ditempat yang pada tahun 1993 dibangun Pusdiklat Secapa Polri Sukabumi yang terletak di Desa Priangan Jaya Kecamatan Sukalarang yang proses perencanaan pembangunannya melibatkan bapak Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Anwari mantan Bupati Sukabumi serta sejumlah Purnawirawan Polri yang mengetahui benar mengenai sejarah Polri di Kota Hiroshima-2.

Mengenai salah satu sejarah cikal bakal terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) khususnya Secapa Polri Sukabumi di Kecamatan Sukalarang dan terdapat Gerbang Pusdiklat Secapa Polri 1993 yang berada di Desa Priangan Jaya Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi.

bapak Itjang Mintapradja yang merupakan Polri angkatan pertama bercerita bahwa semasa beliau muda mendaftar menjadi Keibodan (barisan pembantu polisi Jepang) di Sekolah Polisi Sukabumi (sekarang Setukpa Polri Sukabumi di jalan Bhayangkara).

Lalu setelah lulus pendidikan beliau dan rekan-rekannya oleh pemeritah pendudukan Jepang diperbantukan membangun Kota Hiroshima-2 mulai dari Sukalarang sampai dengan Tegalpanjang, serta menjaga keamanannya dan juga menceritakan bahwa dahulu di Gunung Suta dan tempat yang ada Gerbang Pusdiklat Secapa Polri Sukabumi 1993 merupakan tempat latihan Keibodan (pembantu polisi Jepang).

Cerita inipun dibenarkan oleh bapak Ajun Inspektur Polisi Tingkat Satu/ Aiptu (Purn) Djadja dan bapak Brigadir Polisi (Purn) Ukat Sukatma.

Demikian juga informasi yang berhasil saya diserap dari Ibu Sukarsih (lahir di Sukabumi tahun 1925) yang adalah seorang Veteran 45 juga salah satu saksi sejarah pembangunan Kota Hiroshima-2 menceritakan bahwa Keibodan (barisan pembantu polisi Jepang) pada masa pendudukan Jepang banyak terdapat di Kota Militer Jepang Hiroshima-2 dan diperbantukan menjadi penjaga keamanan disana.

Namun terkait sejarah diatas bukanlah merupakan sebuah pernyataan sejarah resmi dari saya, karena untuk hal itu mesti dilakukan suatu penelitian dan kajian khusus oleh ahlinya.

Dikemudian hari, setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Keibodan menjadi salahsatu elemen penting dalam terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Demikianlah sekilas opini mengenai sejarah cikal bakal terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia di Sukabumi yang mana tulisan ini saya buat dalam rangka memperingati HUT Kepolisian Negara Republik Indonesia yang ke 77 Tahun. Semoga dapat bermanfaat, adapun bila ada kesalahan atau kekurangan mohon dimaafkan.


Penulis : Tedi Ginanjar,

Ketua Yayasan Cagar Budaya Nasional Pojok Gunung Kekenceng Sukabumi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *