BERITAUSUKABUMI.COM-Ketika datang 10 Muharam, kata yang akan terlintas di kepala kita adalah 10 Muharam identik jadi hari anak yatim, bahkan ada yang berkata 10 Muharam jadi hari lebarannya anak yatim.
Faktanya, di 10 Muharam ini jadi hari spesial bagi para anak yatim karena tidak sedikit umat Islam berlomba-lomba merayakan 10 Muharam dengan menyantuni anak yatim. Banyak anak yatim di 10 Muharam ini gembira bersuka cita karena tidak sedikit orang di hari yang sama kompak memberi perhatian dan santunan.
Baik itu santunan yang diadakan dan dibagikan secara pribadi atau keluarga di rumah maupun santunan yang dititipkan melalui organisasi atau yayasan yang membina anak yatim.
LIHAT JUGA : Ini 11 Peristiwa Bersejarah Selama Bulan Muharam
Lalu pertanyaannya mengapa 10 Muharam disebut atau diidentikan dengan lebarannya anak yatim yah?
Orang yang percaya jika tanggal 10 Muharam sebagai hari lebarannya anak yatim bisa jadi bersandar pada sebuah sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi
“Siapa yang mengusapkan tangannya pada anak yatim di hari Asyura (tanggal 10 Muharam), maka Alloh akan mengangkat derajatnya dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat.”demikian bunyi hadits yang jadi rujukan orang di tanggal 10 Muharam menjadikan hari santunan atau hari spesial bagi anak yatim.
Dikalangan ulama, haditsnya ini ditafsirkan berbeda. Ada ulama yang setuju kalau 10 Muharam atau hari Asyuro sebagai hari tradisi untuk berbuat lebih banyak untuk kebaikan anak yatim, meskipun ulama yang setuju 10 Muharam jadi hari tradisi untuk berbuat baik terhadap anak yatim, tetap menganjurkan agar berbuat baik pada anak yatim atau pada siapapun itu tidak harus di 10 Muharam saja.
Di tanggal Muharam lain atau di bulan-bulan lainnya selain Muharam, tetap diharuskan berbuat baik menyantuni terhadap anak yatim, karena kebaikan itu tidak mengenal tanggal dan bulan.
Jelasnya, hadits yang menyebutkan 10 Muharam akan dinaikkan derajat seseorang yang mengusap dan menyantuni anak yatim, ulama meyakini hal ini bukanlah suatu hal yang salah, hal ini boleh dilakukan dan merupakan hal yang baik jika dilakukan, asalkan tidak memaknai hal ini dengan hanya menyantuni anak yatim hanya diperbolehkan dilakukan pada tanggal 10 Muharam saja.
Pandangan berbeda tentang 10 Muharam datang dari Ustadz Khalid Basalamah. Menurut Khalid didalam Islam itu tidak ada yang namanya lebaran anak yatim. Bahkan, Khalid berani menyebut 10 Muharam hari lebaran anak yatim itu cuma karangan saja. “Itu cuman dikarang-karang saja.” ujar Khalid yang dilansir akun Youtube Ikhwan Muda pada Sabtu, 6 Agustus 2022.
Malah Khalid menyebut jika penyebutan hari anak yatim itu awalnya dibuat orang-orang Syiah”Orang-orang Syiah, mereka mengatasnamakan anak yatim untuk memuluskan program mereka dalam merayakan bulan Asyura.” pungkas Ustadz Khalid Basalamah.
penulis : Hasna Fatimah Zahra