Kiprah Ari Nursenja Rivanti Lulusan SMAN 1 Kota Sukabumi Kembangkan Bahasa Sastra di Luar Negeri

Ari Nursenja Rivanti telah membangun karier akademisnya di Helsinki, Finlandia.
Ari Nursenja Rivanti telah membangun karier akademisnya di Helsinki, Finlandia./foto:dokpribadi

BERITAUSUKABUMI.COM-Perjalanan karier perempuan asli Sukabumi ini cukup menarik untuk diulik. Di mana ketika bahasa dan sastra termasuk budaya Indonesia banyak diminati dan diakui oleh dunia. Lulusan SMAN 1 Kota Sukabumi ini punya kesempatan untuk berbagi ilmu bahasa dan sastra Indonesia ke kancah dunia.

Kesempatan Ari mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia juga tidak terlepas dari program Pemerintah Indonesia yang melihat fenomena banyak orang minat mempelajari bahasa dan sastra Indonesia di sejumlah negara.

Untuk itu, untuk bisa mempromosikan bahasa dan budaya lebih luas lagi. Pemerintah Indonesia mengirimkan guru-guruBIPA (Bahasa Indonesia Penutur Asing) berkompeten ke luar negeri.

Bacaan Lainnya

Salah satu yang berhasil mendapatkan kesempatan itu yaitu Ari Nursenja Rivanti. Perempuan yang lahir dan besar di Sukabumi ini sudah malang melintang di dunia BIPA.

Selepas lulus SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, Ari Nursenja Rivanti melanjutkan pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Ari Nursenja Rivanti yang lulusan S1 dan S2 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini, mengembangkan fondasi pendidikan yang solid yang menjadi pijakan awal kariernya.

 Dan pada 2016, Ari pertama kali mengajar bahasa Indonesia secara profesional di Victoria, Australia. Saat itu, posisi Ari sebagai guru bantu bahasa Indonesia. Karena guru utama di sana, tetap orang Australia. Seperti yang kita ketahui, pelajaran bahasa Indonesia sudah menjadi pelajaran wajib di Australia. Kurang lebih ia mengajar selama satu tahun di sana.

Ari Nursenja Rivanti/FOTO:dokpribadi

Tahun 2017 Ari pulang ke Indonesia dan melanjutkan pekerjaannya sebagai pengajar BIPA di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia.

Setahun kemudian, Ari mendapatkan kabar bahwa badan pengembangan Bahasa KEMENDIKBUD membuka lowongan pekerjaan sebagai guru BIPA di Finlandia.

Ari Nursenja Rivanti kemudian mencoba peruntungannya untuk mengikuti serangkaian tes yang diadakan oleh mereka. Berkat kerja kerasnya selama tes, Ari dinyatakan lulus seleksi sebagai pengajar bahasa Indonesia ke Finlandia.

Setahun kemudian, yaitu pada 2019 Ari berangkat ke Finlandia dan bertugas sebagai pengajar di sana selama satu tahun. Selama kurun waktu 2019-2021 Ari beberapa kali mendapatkan kesempatan mengajar BIPA ke negara lain, seperti Thailand, Filipina, India, Yunani, dan Bahrain.

Ari mengaku, kesempatan itu ia dapatkan karena keaktifannya mengikuti sosial media badan Bahasa dan mengikuti tes yang mereka adakan. Walaupun sekilas terlihat “mulus”, Ari sempat mengalami dua kali penolakan. Tetapi yang membedakan dari kebanyakan orang, Ari tidak pernah berhenti ketika ia mendapatkan penolakan dan terus mencoba.

Ari yang sedang bertugas sebagai pengajar BIPA di KBRI Finlandia mengaku, bahwa ia mengalami beberapa kesulitan selama mengajr BIPA di beberapa negara. Contohnya kesulitan teknis seperti metode pembelajaran yang harus dipililih.

Sebagian orang masih banyak yang menyepelekan bahasa Indonesia karena dinilai sebagai bahasa yang mudah dipelajari. Tetapi pada kenyataannya, bahasa Indonesia itu lebih kompleks dibandingkan bahasa Inggris.

Ari tentu harus pintar-pintar memilih metode mana yang cocok ia pakai dalam mengajar. Tidak semua metode yang ia terapkan juga selamanya cocok untuk target pelajarnya. Masalah lainnya adalah hal yang sering dianggap spele di Indonesia, yaitu mengambil foto dokumentasi. Di beberapa negara, Ari kesulitan mengambil foto dokumentasi karena mereka sangat menjunjung tinggi privasi.

Ia tentu harus ikut membaur dengan budaya negara tempat ia bertugas. Di samping itu, ia juga harus tetap memegang budaya Indonesia. Tidak jarang ia juga harus menghadapi miss communicatin dengan murid-muridnya karena perbedayaan budaya Indonesia dan negara target.


sumber : dari berbagai sumber

editor : Irwan Kurniawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *