Soal Polemik Data PAD Kepala BPKPD Kota Sukabumi Bantah Beri Masukan Ke Walikota Ayep Zaki

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Kota Sukabumi, Galih Marelia

BERITAUSUKABUMI.COM-Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Kota Sukabumi, Galih Marelia Anggraeni, mengklarifikasi atas pernyataan Walikota Sukabumi, Ayep Zaki yang sempat menyebut adanya ketidaknormalan data pemasukan pajak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dalam keterangannya, Galih menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memberikan masukan atau saran terkait isi pernyataan Walikota Ayep Zaki terkait tentang adanya pelaku usaha restoran di Kota Sukabumi yang beromzet pajak Rp12 miliar tapi dicatat Rp1 miliar dan Rp7 miliar dicatat Rp500 juta.

“Saya hanya memberikan data pajak hotel dan restoran sampai Februari 2025. Memang, ada pelaku usaha yang omzetnya mencapai Rp1 miliar per bulan, bahkan ada yang melaporkan hingga Rp2 miliar di tahun 2025. T api tidak ada masukan khusus dari saya mengenai statemen beliau,” kata Galih Marelia, saat dicecar pertanyaan dalam rapat gabungan Komisi 2 dan 3 DPRD Kota Sukabumi, Sabtu (12/4/2025).

Bacaan Lainnya

Galih juga menekankan jika seluruh data yang diberikan bersumber dari laporan mandiri para wajib pajak atau sistem self-assessment. Dengan kata lain, data tersebut bukan hasil audit atau investigasi, melainkan hasil pelaporan langsung dari pelaku usaha itu sendiri.

“Semua data itu adalah hasil laporan dari para wajib pajak sendiri, bukan dari penelusuran atau temuan kami. Jadi, besar kemungkinan Walikota menyimpulkan sendiri berdasarkan data yang ada,” tambahnya.

Dengan adanya klarifikasi ini, pihak BPKPD berharap masyarakat dapat memahami data yang disampaikan bersifat administratif dan tidak disertai analisis atau opini dari pihaknya.

Dalam rapat itu sebelumya Anggota Komisi III DPRD Kota Sukabumi, Danny Ramdhani, mencecar Galih dengan mempertanyakan statmen Ayep Zaki.

“Kami ingin tahu apakah pernyataan Pak Walikota yang menjadi viral itu merupakan pendapat pribadinya, saran dari Ibu Galih, atau sekadar bisikan semata.,”kata Dani.

Menurut Danny masalah ini harus dijelaskan dengan tegas, agar masyarakat tidak terus menerka-nerka. “Kami minta jawaban langsung: ya atau tidak,” tegasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *