BERITAUSUKABUMI.COM-Polusi udara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Jabar Selatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi kini mulai dipersoalkan kembali.
Adalah Forum Pemuda Palabuhanratu atau FPP yang kembali mengungkit polusi udara yang dikeluarkan dari PLTU 2 Jabar Selatan Palabuhanratu tersebut.
FPP memprotes polusi udara PLTU 2 Jabar Selatan Palabuhanratu dengan cara membentangkan sedikitnya 20 spanduk di sejumlah titik sekitar Jalan Pelita dan Benteng jalan arah menuju lokasi PLTU 2 Jabar Selatan yang berada di Kampung Cipatuguran desa Jayanti Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.
LIHAT JUGA :
- Minimalisir Potensi Gangguan PLTU Palabuharatu MoU Dengan Polres Sukabumi
- Simulasi Penangganan Bom, Dua Sekuriti PLTU Palabuhanratu jadi Korban
Spanduk protes itu bertuliskan “Polusi Membunuh Secara Perlahan, Kota yang Ku Tinggali Kini tak Ramah Lagi. Stop Polusi Udara
Sempat terjadi insiden cekcok mulut dengan sejumlah pengamanan PLTU 2 Jabar Selatan Palabuhanratu, karena adanya aksi pembentangan spanduk protes tersebut.
“Kami pasang spanduk di sekitar area publik dan PLTU sebagai bentuk protes lanjutan terhadap PLTU Palabuhanratu,terkait pencemaran polusi,udara,tanah dan air dari PLTU 2 Jabar Selatan Palabuhanratu,”kata FPP Friady Mahyujar kepada wartawan Selasa (11/4/2023).
Menurut Friady, aksi protes pasang spanduk ini merupakan tindak lanjut dari aksi damai sebelumnya. Di mana sebelumnya FPP sudah melakukan audensi dengan DPRD Kabupaten Sukabumi.
“Tapi saat audensi tersebut yang harusnya dihadiri juga oleh GM Indonesia Power, mereka tidak hadir waktu itu,”ujar Friady Mahyujar.
Aksi protes dengan pasang spanduk tegas Friady akan tetap dilakukan. Pemasangan akan berlanjut selama seminggu ini.
“Aksi protes ini akan terus berlanjut, apa lagi kalau tidak ada permintaan maaf dari pihak PLTU terhadap FPP, tokoh-tokoh Palabuhanratu. Kita dengar juga pihak PLTU telah menyinggung beberapa tokoh, bahkan menuding sebagai dalang dibalik aksi kami. Padahal aksi protes ini murni untuk kepedulian untuk lingkungan,”tegasnya.
penulis : Sopandi (kontributor)
editor : Irwan Kurniawan