BERITAUSUKABUMI.COM-Kondisi jalan rusak di sepanjang ruas jalan provinsi Jawa Barat, tak luput dari sorotan Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Sukabumi. Pasalnya, banyak kerusakan jalan berstatus provinsi hinga bertahun-tahun tidak kunjung diperbaiki oleh pihak Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan II Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat.
Selain itu, GMNI Sukabumi Raya juga mempertanyakan kinerja Dinas Perhubungan yang harusnya bisa mengatur kendaraan yang over kapasitas, sehingga berakibat timbul retakan dan lubang di jalanan.
Ketua DPC GMNI Sukabumi, Anggi Fauzi mengungkapkan, kerusakan jalan bertatus provinsi ini banyak terjadi khususnya di Jalur Lingkar Selatan dan Jalan Palabuhan II. “Kami dari GMNI, menyoroti bagai mana kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jabar dan juga Dinas Perhubungan baik Kota maupun Kabupaten Sukabumi dalam menyikapi persoalan kerusakan jalan tersebut, yang di akibatkan banyak nya kendaraan yang melintas over kapasitas, ungkap Anggi.
LIHAT JUGA :
Catatan Polres Sukabumi Jalan Rusak Penyebab Angka Kecelakaan Meningkat
Peduli Kerusakan Jalan, Karang Taruna 006 Cipanengah Sukabumi Berjibaku
Kerusakan jalan sangat berdampak terhadap masyarakat khususnya para pengendara yang kerap menjadi korban akibat kecelakaan lalu lintas. Sebab itu, kerusakan jalan bukan merupakan hal sepele tetapi perlu adanya perhatian serius dari dinas terkait. “Kerusakan jalan itu kan sudah berlangsung beberapa tahun sehingga angka kecelakaan cukup tinggi, hampir setiap bulan ada pengendara yang kecelakaan apalagi di Jalur Lingsel,” ujarnya.
Anggi menilai, Dinas Bina Marga Provinsi Jabar dan Dinas Perhubungan slow respon terhadap masyarakat yang mengeluhkan kerusakan jalan khususnya Jalur Lingkar Selatan dan Jalan Palabuhan II. “Kami menilai Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan tutup mata dalam menyikapi persolan tersebut. Karena kerusakan jalan yang terjadi sudah beberapa tahun sampai saat ini belum ada perbaikan,” cetusnya.
Menurutnya, dinas harusnya responsif dalam menanggapi keluhan masyarakat terkait jalan rusak tersebut. “Ya, jangan sampai di Jalan Papabuhan II tepatnya daerah Cikembar kejadian seperti di daerah Cicurug tepat nya di Desa Benda, dimana masyarakat protes hingga terjadi penutupan jalan. Jika masih belum ada perbaikan, kami dari GMNI akan memastikan keluhan masyarakat ini dapat direspon dinas terkait,” bebernya.
Ada beberapa hal yang harus dievaluasi dinas, sambung Anggi, misalnya saja seperti akibat saluran air yang tidak berfungsi normal sehingga ketika musim hujan air meluap ke jalan. Hal itu, mengakibatkan terjadinya kerusakan jalan dan juga banyak kendaraan yang melintas over kapasitas “Karena itu, dinas harus melakukan evaluasi untuk memperbaiki saluran air yang menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan,” tegasnya.
Penulis : Davit Anggada (kontributor)
editor : Irwan Kurniawan