Tepat di Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan 1444 H, Ulama Sukabumi KH Ama Mudrikah Tutup Usia

tokoh ulama Sukabumi, KH Ama Mudrikah Hanafi tutup usia Jumat (7/4/2023) sekitar Pukul 21.07 WIB.
Suasana duka di rumah tokoh ulama Sukabumi, KH Ama Mudrikah Hanafi tutup usia Jumat (7/4/2023) sekitar Pukul 21.07 WIB./foto:istimewa

BERITAUSUKABUMI.COMInnalillahi wa Innailahi Rojiun, bertepatan dengan malam Nuzulul quran 17 Ramadhan 1444 H/2023 H, tokoh ulama Sukabumi, KH Ama Mudrikah Hanafi tutup usia pada Jumat (7/4/2023) sekitar Pukul 20.15 WIB.

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi, H. UK Anwarudin membenarkan kabar duka wafatnya pimpinan Pondok Pesantren Suqoyaturrohmah Selabintana Sukabumi tersebut.

“Iya meninggalnya tadi kira-kira jam 20.15 WIB di kediamannya pribadi beliau. Beliau meninggal di usia 78 tahun,”kata H.UK Anwarudin dikonfirmasi BERITAUSUKABUMI.COM, melalui perpesanan WhatsAp, Jumat (7/4/2023).

Bacaan Lainnya
KH Ama Mudrikah Hanafi
KH Ama Mudrikah Hanafi

“Kami sudah intruksikan kepada seluruh Pengurus MUI Kabupaten, Kecamatan dan Desa se-kabupaten Sukabumi untuk bertakziah dan sholat gaib dan mendoakan beliau. Semoga almarhum diterima iman dan islamnya serta berada dalam khusnul hotimah,”lanjut H.UK Anwarudin.

LIHAT JUGA : Satu Abad NU, Ini yang Disampaikan Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi, KH Ansory Fudholy

Untuk diketahui, KH Ama Mudrikah Hanafi merupakan pimpinan pondok pesantren Siqoyaturrahmah Selabintana Kabupaten Sukabumi yang juga Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sukabumi.

Selain itu, KH Ama Mudrikah Hanafi juga aktif di lembaga MUI Kabupaten Sukabumi. KH Ama Mudrikah Hanafi tercatat sebagai Dewan Pertimbangan MUI Kabupaten Sukabumi

Berikut Riwayat Hidup KH Ama Mudrikah Hanafi yang dihimpun BERITAUSUKABUMI.COM dari sejumlah sumber :

Riwayat Hidup

KH. Mahmud Mudrikah Hanafi lahir di Sukabumi Selatan atau daerah Pajampangan, tepatnya di Desa Cibadak Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi pada tanggal 8 Agustus 1945 lalu.

KH Ama Mudrikah Hanafi lahir dari pasangan KH Hasbulloh dan Ibu Hj Syamsiah. Sejak lahir dan tumbuh besar, Ama Siqoy begitu sapaan akrabnya berada di lingkungan pesantren yang begitu kental tradisi keilmuan Ahlussunah wal Jamaah yang mendarah daging dalam tradisi Nahdliyin.

Sanad Ilmu dan Pendidikan

KH Ama Mahmud Mudrikah Hanafi pernah menimba ilmu di beberapa pesantren di antaranya, di Pesantren Cibeureum Darul Hikam kepada Mama Ajengan KH Mahmud Zamakhsari.

Kemudian melanjutkan ke Pesantren Cikaret. Selanjutnya KH Ama Mudrikah Hanafi berguru kepada Mama Ajengan KH Tubagus Ahmad Bakri As-Sampuri Purwakarta (Mama Sempur), yang merupakan salah seorang ulama karismatik Sunda, dan produktif menulis sejumlah kitab, keturunan kesultanan Banten.

Selanjutnya, KH Ama Mudrikah Hanafi berguru kepada KH Ahmad Syuja’i yang dikenal dengan panggilan Mama Ciharashas, Cianjur.

Selain berguru di ulama-ulama Jawa Barat, Ama Siqoy juga pernah berguru ke salah satu ulama Makkah yakni Said Alwi Al-Maliki sewaktu dirinya menunaikan ibadah haji bersama istrinya Hj. E. Kuraesin pada 1982, selama 6 Bulan.

Sementara riwayat pendidikan formalnya, KH Ama Mudrikah Hanafi hanya pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat (SR).

Guru-guru KH Ama Mudrikah Hanafi

1. Mama Ajengan KH Mahmud Zamakhsari
2. Mama Ajengan KH. Tubagus Ahmad Bakri As-Sampuri Purwakarta (Mama Sempur)
3. KH. Ahmad Syuja’i
4. Said Alwi Al-Maliki

Mendirikan dan Mengasuh Pesantren

Kemudian, pada tahun 1972 KH. Mahmud Mudrikah Hanafi mendirikan Pondok Pesantren yang kemudian diberi nama Siqoyaturrahmah yang beralamat di Jalan Selabintana Km 5 Selajambu Kabupaten Sukabumi.

Pesantren ini berdiri diatas lahan kurang lebih 4000 meter persegi dari tanah wakaf  para tokoh dan kiai setempat.

Saat ini santri ratusan santri dan santriwati yang bermukim, serta sudah menghasilkan banyak alumni terkemuka yang tersebar di Sukabumi serta daerah lain.

Pesantren Siqoyaturrahmah sendiri mempunyai khas kajian yaitu ushul fiqh. Kajiannya kitab Jam’ul Jawami-nya masyhur di kalangan pesantren Jawa Barat.

Riwayat Organisasi

Dalam berorganisasi, KH Ama Mudrikah Hanafi ditempa oleh Mama Ciharashas agar selalu berjuang untuk Islam dan NU.

Pada masa pergolakan Gestapu tahun 1965 KH Ama Mudrikah Hanafi pernah menjabat sebagai Ketua GP Ansor Sukabumi dan pernah diutus oleh mama Ciharashas ke Lubang Buaya selama empat hari empat malam bersama dengan rombongan lain.

Saat ini KH Ama Mudrikah Hanafi adalah Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sukabumi. Pada masa kepemimpinan almarhum KH Abdul Basith dan KH Ansori Fudholi. KH Ama Mudrikah Hanafi juga tercatat sebagai Dewan Pertimbangan MUI Kabupaten Sukabumi.


editor : Irwan Kurniawan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *