beritausukabumi.com-Polres Sukabumi mengamankan sedikitnya 15 pelajar SMP pasca duel maut pelajar SMP di Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi yang terjadi pada Kamis (10/10) sekitar pukul 21.00 WIB lalu.
Kapolres Sukabumi, AKBP Dr. Samian, mengungkapkan peristiwa ini diawali oleh komunikasi di media sosial Instagram antara kedua kelompok.
“Awalnya mereka hanya saling mengirim pesan tantangan untuk bertemu dan duel. Mereka pun menyepakati waktu dan tempat, yang akhirnya berujung pada duel dua lawan dua,”jelas Samian saat konferensi pers di Mapolres Sukabumi, Selasa (15/10/2024).
Dua kelompok pelajar SMP itu diketahui menamai kelompoknya Jedor dan Jeder. Dua kelompok ini terlibat duel di lokasi yang sudah disepakati.
Akibat duel tersebut, satu anak di bawah umur dari kelompok Jedor meninggal dunia, sementara satu lainnya mengalami luka sayat di tangan.
Dari 15 orang pelajar yang diamankan, dua orang merupakan pelaku utama yang terlibat duel, sementara 13 lainnya adalah teman-teman yang menyaksikan perkelahian tersebut.
“Ada satu orang yang bahkan menyiarkan duel ini secara langsung di Instagram,”kata Samian.
Selain mengamankan 15 pelajar, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk senjata tajam yang digunakan dalam perkelahian, pakaian yang dikenakan para pelaku, helm, serta enam sepeda motor yang dipakai saat menuju lokasi kejadian.
AKBP Samian menambahkan, tidak ada konflik serius antara kelompok Jedor dan Jeder sebelumnya.
“Mereka hanya mencari sensasi dan tantangan. Kedua kelompok sebenarnya berasal dari satu wilayah yang sama, dan usianya rata-rata 15 hingga 16 tahun,” jelasnya.
Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami motif awal perkelahian, termasuk siapa yang pertama kali memulai tantangan di Instagram.
“Kita juga masih menyelidiki alasan duel ini disiarkan secara langsung di media sosial, meski tidak ada indikasi motif komersil,” tambahnya.
Dari hasil autopsi, korban diketahui mengalami luka serius akibat senjata tajam yang mengenai organ vital.
Polisi berharap masyarakat lebih waspada dan segera melaporkan jika ada indikasi kegiatan yang mencurigakan di kalangan remaja.
“Peristiwa ini sangat memilukan, dan kita semua harus belajar agar hal seperti ini tidak terjadi lagi,” pungkas AKBP Samian.





