Warga Kampung Wisata Citepus Palabuhanratu Minta Pembongkaran Warung Diundur

Warga Kampung Wisata Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, masih memprotes terhadap jadwal pembongkaran ratusan warung yang direncanakan dimulai pada 5 Januari 2025 nanti.
Warga Kampung Wisata Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, masih memprotes terhadap jadwal pembongkaran ratusan warung yang direncanakan dimulai pada 5 Januari 2025 nanti.

beritausukabumi.com-Warga Kampung Wisata Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, masih memprotes terhadap jadwal pembongkaran ratusan warung yang direncanakan dimulai pada 5 Januari 2025 nanti.

Mereka menginginkan jadwal tersebut diundur hingga libur Lebaran Idul Fitri 2025 usai, agar tetap dapat memanfaatkan momen liburan untuk mencari penghasilan.

Ketua RT 03 RW 04 Kampung Pantai Wisata Katapang Condong, Ukan Sunarya, menyampaikan ada 253 kios yang terdampak proyek pembangunan taman wisata berbasis agroforestry.

Bacaan Lainnya

Dari jumlah tersebut, 200 warga telah menerima uang kerohiman, sedangkan 25 lainnya masih belum mendapatkan kompensasi.

“Kerohiman diberikan berdasarkan ukuran bangunan, ada yang di bawah Rp 1 juta, ada juga yang sampai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. Tapi masalahnya, banyak warga yang ingin tetap berjualan saat Tahun Baru dan Lebaran karena ini kesempatan penting bagi kami,” kata Ukan kepada wartawan, Selasa (17/12/2024).

Sebagian warga yang tidak memiliki tempat tinggal kini terpaksa menumpang di lahan lain, meskipun area tersebut masuk dalam kawasan Cagar Alam milik Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).

“Warga yang tidak punya rumah akhirnya tinggal sementara di kawasan cagar alam. Kalau yang punya rumah sih bisa pulang, tapi yang tidak punya jadi bingung mau ke mana,” tambahnya.

Dalam pertemuan terakhir, pihak terkait memutuskan bahwa warung-warung harus dikosongkan paling lambat 5 Januari 2025. Namun keputusan itu mengejutkan warga, yang merasa jadwal tersebut terlalu cepat.

“Kami hanya meminta waktu. Jangan sampai sebelum Lebaran, karena ini usaha kecil kami. Liburan Tahun Baru dan Idul Fitri adalah waktu yang paling kami tunggu,” ujar Ukan.

Ia menjelaskan, proyek pembangunan ini sebenarnya sudah lama dibahas, bahkan lebih dari satu dekade lalu, tetapi tertunda karena pandemi Covid-19 dan baru kembali dilanjutkan tahun ini.

“Dulu katanya mau dibuat seperti Geopark. Rencana ini sebenarnya sudah ada sejak 10 tahun lalu. Tapi sempat berhenti karena corona, baru dilanjutkan sekarang,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *