Terbit Jumat Tutup Jumat Siapa yang Kangen Tabloid BOLA?

tabloid BOLA adalah kawan yang baik. Ulasannya jernih, mudah dipahami, bahkan oleh saya yang kala itu masih sekolah dasar ketika kali pertama membaca BOLA.
tabloid BOLA adalah kawan yang baik. Ulasannya jernih, mudah dipahami, bahkan oleh saya yang kala itu masih sekolah dasar ketika kali pertama membaca BOLA. (net)

beritausukabumi.com-Bagi anda generasi 80an, Tabloid Bola adalah legenda, para penggila sepak bola terutama, tabloid BOLA adalah sebuah memori membaca ulasan seputar bola jadi kawan yang baik pula. Ulasannya jernih, mudah dipahami.

Saat itu di hari Jumat, tepatnya di Tahun 1984, Tabloid BOLA resmi terbit untuk kali pertama. Namun di tahun 2018, di hari yang sama, Jumat, tabloid yang mengupas tuntas dunia sepak bola terpaks harus tutup.

Banyak kalangan menjadi pembaca BOLA yang tertib. Ketika sudah terkumpul beberapa edisi, kumpulan tabloid itu lalu dikliping.

Bacaan Lainnya

Piala Dunia 1994 adalah sebuah masa di mana tabloid BOLA menjadi rebutan penggemar bola. Ketika sampai di tangan, kertasnya sudah lecek. Kadang di beberapa titip menjadi berminyak atau kena noda kopi.

Itu tak jadi masalah, asal bisa membaca soal Roberto Baggio, Franco Baresi atau nama legenda lainnya.
Seiring usia, tabloid BOLA bukan hanya kawan yang baik.

Ia malah rupa menjadi guru. Ulasan-ulasan Ian Situmorang, kalimat-kalimat Weshley Hutagalung, dan kosmopolitanisme Rob Hughes.

Darmanto Simaepa, peneliti sekaligus penulis buku Tamasya Bola menyebut cita rasa yang dihadirkan Rob Hughes menjadi salah satu kekuatan Tabloid Bola.

Masa-masa bulan madu dengan Tabloid BOLA bertahan hingga cukup lama. Rasa nyaman ketika memegang buku atau koran secara fisik beriringan dengan kebiasaan baru membaca ulasan sepak bola lewat internet.

Pandifootball, Fandom, FourFourTwo menjadi jujugan baru. Lama kelamaan, niat membeli BOLA surut. Ilmu yang bisa didapatkan secara cepat dan murah membuat situs web menggantikan tabloid atau koran fisik lainnya.

Tabloid BOLA tutup adalah titik hilangnya bentuk fisik. Bentuk cinta dan kenangan akan terus terjaga. Sebuah refleksi afeksi ini bersama dengan tulisan dengan mengingat kembali aroma kertas tabloid BOLA yang masih baru.

Aroma yang dinantikan setiap Selasa dan Jumat. Aroma yang mengingatkan untuk terus belajar. Pada akhirnya, miss you, BOLA.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *