BERITAUSUKABUMI.COM-Sosok Abdussalam Rasyidi atau yang populer dengan sebutan Panji Gumilang akhir-akhir ini makin ramai diperbincangkan.Pendiri Yayasan Pesantren Indonesia dan Ma`had atau pondok pesantren Al-Azaytun Indramayu, Jawa Barat, ini lahir 30 Juli 1946.
Nama Panji Gumilang tidak lepas dari Pesantren Al-Zaytun. Di Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang menerapkan Sistem Pendidikan Satu Pipa (One Pipe Education System) yaitu sistem pendidikan formal yang tidak terputus mulai dari tingkat dasar atau Madrasah Ibtidaiyah hingga perguruan tinggi.
Panji Gumilang adalah seorang pelopor pendidikan terpadu (kampus peradaban). Pernah belajar di Ponpes Gontor kemudian keluar dan Alumni IAIN (UIN) Syarif Hidayatullah Ciputat. Panji Gumilang seorang guru yang mengandalkan manajemen ‘kekitaan’ bukan ‘keakuan’.
Latar Belakang Panji Gumilang
Disalin dari wikipedia.org, Panji Gumilang lahir di Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, pada tanggal 30 Juli 1946. Masa kecil Panji Gumilang dilalui dengan belajar di Sekolah Rakyat (SR).
Di pagi hari dan belajar mengaji di langgar sore harinya. Setelah selesai di SR, Panji Gumilang melanjutkan pendidikannya ke Pondok Modern Gontor tapi tidak sampai lulus (tamat sekolah).
Kemudian kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab. Saat kuliah, Panji Gumilang pernah aktif di HMI Cabang Ciputat.
Pada 24 Mei 2003 ia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa bidang Management, Education and Human Resources oleh IMCA (International Management Centres Association) – Revans University, universitas tidak terakreditasi action learning yang berbasis di Buckingham, Inggris dan Amerika Serikat.
LIHAT JUGA : Sesat, MUI Kabupaten Sukabumi Desak Pemerintah Bubarkan Ponpes Al-Azaytun
Dalam sambutan pada acara penganugerahan gelar Doktor ini, Dr. Anthony Hall selaku Direktur Regional dan Asosiasi Profesor IMCA menyebut beberapa pertimbangan penganugerahan gelar tersebut, antara lain, karena Panji Gumilang dianggap berjasa melakukan perubahan dalam transformasi kependidikan di Indonesia, yaitu mewujudkan ide baru dalam sebuah paradigma baru pendidikan Islam melalui Al-Zaytun.
Organisasi Panji Gumilang
Sebagai alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Panji Gumilang pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni UIN Syarif Hidyatullah selama dua periode (2006-2013).
Ia juga sempat aktif menjadi Petugas Rabithoh ‘Alam Islami yang ditugaskan di Majlis Ulama Islam Malaysia Sabah bahagian Da’wah (1982-1989). Selain itu juga menjadi Presiden PERKISA (Perhimpunan Keluarga Besar Indonesia Sabah Malaysia) selama dua periode (1982-1989).
Kontroversi Panji Gumilang
Dalam beberapa terbitan, nama Panji Gumilang kerap dikaitkan dengan gerakan Darul Islam / NII KW9. Gerakan ini dipimpin oleh Abu Toto, diduga nama alias Panji Gumilang.[13][14]
Azyumardi Azra, dalam jurnal terbitan UIN Syarif Hidayatullah, menulis bahwa tidak ada yang mengetahui secara pasti apakah kelompok ini meninggalkan gagasan Negara Islam Indonesia atau tidak, namun jelas kelompok ini memilih jalan damai dengan aktivitas dakwah, terutama pendidikan.
Panji Gumilang menimbulkan keheranan di kalangan masyarakat Muslim, karena mendirikan pesantren yang spektakuler. Dengan segera ia dituduh oleh kalangan Muslim tertentu menyebarkan ajaran menyimpang di pesantren tersebut.
Editor : Irwan Kurniawan