SMP Negeri 3 Palabuhanratu Janji Fasilitasi Kebutuhan Doel Selama Sekolah

Salah satu guru SMPN 3 Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Hasbullah Karim Alfauzi, mengatakan, Muhammad Fadil alias Doel sudah masuk sekolah sejak Senin kemarin. Pihak sekolah akan memfasilitasi semua kebutuhan Doel, mulai dari seragam dan perlengkapan hingga buku pelajaran.
Muhammad Fadil alias Doel sudah masuk sekolah sejak Senin kemarin.

BERITAUSUKABUMI.COM-Bendahara SMP Negeri 3 Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Hasbullah Karim Alfauzi, mengatakan, Muhammad Fadil alias Doel sudah masuk sekolah sejak Senin kemarin.

Pihak sekolah akan memfasilitasi semua kebutuhan Doel, mulai dari seragam dan perlengkapan hingga buku pelajaran.

“Saat ini Doel masuk sekolah masih mengenakan baju merah putih bekas SD. Insya Allah kebutuhan seragam untuk Doel akan kita fasilitasi, hanya menunggu waktu saja,” ujar Hasbullah kepada BERITAUSUKABUMI.COM, Selasa (8/8/2023).

Bacaan Lainnya

Menurut dia, proses belajar Doel baru memasuki hari kedua. Mengenai kepulangan sekolah, Doel bisa berbarengan dengan siswa lainnya yang kebetulan alumni SDN WR Supratman.

“Di sini ada 3 orang alumni SDN WR Supratman. Saya akan titipkan Doel kepada mereka karena pulangnya searah,” ungkapnya.

LIHAT JUGA :

Menurut informasi dari ketua RT bahwa Doel hidup dengan neneknya yang tinggal di gubuk dan jauh dari tetangga. Rumah gubuk berukuran 2 meter persegi itu ditempati Doel bersama neneknya.

“Insya Allah dalam waktu dekat kami akan survei langsung ke rumahnya. Saya juga sudah sampaikan ke guru-guru lainnya agar berempati dan berpartisipasi untuk memfasilitasi Doel yang berkeinginan mengeyam pendidikan lebih tinggi,” ungkapnya.

Doel merupakan warga Kampung Kiaralawang Desa Citepus Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi merasa terharu bisa melanjutkan pendidikan ke SMP.

Doel yang beralamat di Kampung Sumur Bandung RT 02/19 Desa Citepus Kecamatan Palabuhanratu ini bisa masuk ke SMPN 3 Palabuhanratu berkat bantuan ketua RT di Kampung Kiaralawang.

Awalnya Doel merasa putus asa tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMP karena faktor masalah ekonomi. Sejak bayi berumur 1,5 bulan hingga dewasa, Doel diurus oleh Engkom, neneknya yang hidup sebatang kara.

Sejak kecil Doel sudah ditinggal pergi kedua orangtuanya. Untuk menghidupi sehari-hari, Engkom menjadi buruh nyuci pakaian, mencari kayu bakar, dan kadang jual rongsokan.


penulis : A. Nanan (CR1)

editor : Irwan Kurniawan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *