BERITAUSUKABUMI.com-Tokoh Ulama Sukabumi yang juga pengasuh Pondok Pesantren An-Nidzom Sukabumi, Abuya KH Abdulloh Mukhtar kembali mengajak umat Islam bersuka cita menghidupkan bulan suci Ramadhan 1442 Hijriyah.
Sukacita menyambut dan menghidupkan Ramadhan itu kata bukan karena terdorong keinginan duniawi saja. Akan tetapi, murni karena Allah dan pahala yang berlipat ganda yang dijanjikan oleh Allah pada bulan Ramadhan. Pahala ini khusus diberikan kepada umatnya yang disebut Allah sebagai umat terbaik.
Allah telah menciptakan begitu banyak umat manusia yang silih berganti dari satu umat kepada umat yang lain, dari mulai umat Nabi Adam, Nabi Idris, Nabi Nuh, Nabi Musa ‘alahissalam dan sampai kepada umatnya .
“Dari sekian banyak umat manusia yang diciptakan oleh Allah, berbahagialah kita sebagai umatnya yang telah divonis oleh Allah sebagai umat terbaik,” kata Abuya KH Abdulloh Mukhtar dalam Makalah Ramadhan, Syaban.
Walaupun kalau dilihat dari segi fisik dan usia, umat terdahulu lebih kuat dan lebih panjang usianya, umat terdahulu fisiknya begitu kuat, seperti kaum ‘Ad dan Tsamud atau juga kaum Fir’aun yang mampu membuat piramid-piramid yang menjulang tinggi dan besar dari bebatuan yang besar-besar dan berat.
Dan usiapun juga begitu, kaum terdahulu usianya ada yang sampai lima ratus tahun. Bahkan ada juga yang sampai seribu tahun. Sedangkan usia umat anya berkisar antara enam puluh tahun dan sangat jarang yang sampai usia 100 tahun.
Walaupun demikian, Allah telah memvonis kita umat sebagai umat terbaik, maka berbahagialah kita.
Semua mukjizat Nabi tidak bisa dirasakan lagi oleh umatnya setelah ditinggal wafat Nabinya. Akan tetapi tidak demikian dengan umatnya Mereka tetap bisa merasakan mukjizat hingga saat ini, walaupun Nabi sudah wafat, mukjizatnya tetap eksis yaitu Al-Qur’an. Inilah sebagian dari keistimewaan umatnya Nabi Muhammad yang dapat terus merasakan mu’jizat Nabi Muhammad.
Untuk mengejar amal pahala umat-umat terdahulu, Allah telah memberikan keistimewaan amal ibadah kepada kita umat Nabi Muhammad. Keistimewaan ini tidak diberikan kepada umat-umat terdahulu, baik dalam segi tempat ataupun waktu.
Contoh dalam segi tempat seperti melaksanakan sholat berjamaah di masjid yang mempunyai pahala 27 kali lipat daripada sholat sendiri di rumah. Begitu juga beribadah di Masjidil Haram Makkah memiliki nilai pahala 100.000 kali dibanding beribadah di luar kota Makkah.
Dalam segi waktu seperti hari Jumat, malam nisfu Sya’ban, malam pertama Rajab, malam hari raya dan khususnya bulan Ramadhan. Karena Ramadhan adalah bulan ampunan, bulan kasih sayang, bulan terkabulnya doa, bulan berlipat gandanya pahala, beribadah fardhu (wajib) satu kali di bulan Ramadhan maka akan diberi pahala sama dengan melaksanakan 70 kali beribadah fardu di luar bulan Ramadhan.
Mengamalkan sunnah pada Ramadhan diberi pahala seperti amalan fardhu. Terlebih lagi apabila Ramadhan sudah sampai pada tanggal 20, karena pada malam-malam akhir bulan Ramadhan terdapat satu malam yang disebut dengan Lailatul Qodar. Apabila beribadah di malam itu, maka sama seperti beribadah selama seribu bulan lebih, yang berarti sama dengan 83 tahun.
Sumber artikel : Sindonews