Lagi, Atap Bangunan Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sukabumi Ambruk

Lagi, atap ruang kelas bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Sukabumi ambruk. Setelah satu atap ruang kelas bangunan di SD Negeri 1 Tipar di Kampung Cigadog, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, ambruk pada Sabtu, 9 November 2024 lalu.
atap ruang kelas di SD Negeri 3 di Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang, Sukabumi, tiba-tiba ambruk pada Jumat (15/11/2024) sekitar pukul 10.30 WIB.

beritausukabumi.com-Lagi, atap ruang kelas bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Sukabumi ambruk. Setelah satu atap ruang kelas bangunan di SD Negeri 1 Tipar di Kampung Cigadog, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, ambruk pada Sabtu, 9 November 2024 lalu.

Kini atap ruang kelas di SD Negeri 3 di Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang, Sukabumi, tiba-tiba ambruk pada Jumat (15/11/2024) sekitar pukul 10.30 WIB.

Diketahui, atap ruang kelas di SD Negeri 3 Cikidang ini sudah lama rusak. Dan saat ambruk cuaca sedang tidak hujan atau ada angin kencang.
Beruntung, saat kejadian tidak ada korban luka atau jiwa karena ruang tersebut sedang kosong.

Bacaan Lainnya

Nanang Suherman, warga setempat yang menyaksikan kejadian tersebut, mengungkapkan bahwa kondisi bangunan memang sudah lama dikeluhkan oleh masyarakat.

“Sudah lama ini dikhawatirkan warga dan para guru. Sudah lapuk, dan kami sudah ajukan ke pihak dinas, tapi belum ada tanggapan,” ujar Nanang.

Guru kelas 5 di SDN 3 Cikidang Tuti Astuti mengatakan kerusakan atap bangunan sudah terjadi selama setahun terakhir. Proposal perbaikan sudah diajukan sejak lima bulan lalu. Namun, hingga saat ini, belum ada respons dari dinas pendidikan terkait.

“Kemarin sempat ada hujan deras di wilayah Cikidang, mungkin itu yang jadi pemicu ambruknya bangunan ini. Untungnya saat kejadian siswa sedang tidak berada di ruangan tersebut,” bebernya.

Menurut Tuti, sekolah ini memiliki enam ruang kelas dan satu perpustakaan, namun ruang kelas 6 dan beberapa ruang lainnya kondisinya juga tidak layak dan telah mengganggu proses belajar mengajar.

“Kami sampai harus melakukan rolling kelas agar pembelajaran tetap berjalan. Ini sudah sangat mengkhawatirkan, kami harap segera ada perhatian dari dinas,”tandasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *