Korban Meninggal Dunia Bencana Sukabumi Dapat Santunan Rp 15 Juta

(Mensos) Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengunjungi Kampung Cisarakan RT05/RW09, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Kamis (12/12/2024).
Gus Ipul, mengunjungi Kampung Cisarakan RT05/RW09, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Kamis (12/12/2024). (aponnanan)

beritausukabumi.com-Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengunjungi Kampung Cisarakan RT05/RW09, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Kamis (12/12/2024).

Kunjungan tersebut bertujuan untuk memberikan santunan kepada korban bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungan itu, Gus Ipul didampingi Deputi Penanganan Darurat BNPB Lukman, Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Dandim, Kepala BPBD, Kepala Dinas Sosial, serta sejumlah relawan.

Bacaan Lainnya

Gus Ipul menyampaikan rasa belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan memastikan bantuan tersalurkan dengan baik.

“Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Untuk korban meninggal dunia, setiap ahli waris mendapatkan santunan sebesar Rp15 juta, sementara korban luka-luka menerima Rp5 juta,” ujar Gus Ipul.

Selain santunan, Kemensos juga menyalurkan bantuan logistik darurat seperti sembako, kasur, perlengkapan ibadah, pakaian, hingga makanan cepat saji.

Total bantuan yang disalurkan di Sukabumi mencapai hampir Rp1 miliar. Gus Ipul menegaskan bahwa pendistribusian bantuan harus terdokumentasi dengan baik dan tepat sasaran.

“Kami dibantu oleh TNI, Polri, dan relawan untuk memastikan bantuan sampai ke tangan yang membutuhkan. Semua harus diatur secara tertib agar tidak ada yang terlewat,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Ipul mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama di musim hujan.

Gus Ipul menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda bencana, seperti retakan kecil di tanah atau perilaku hewan yang meninggalkan area tertentu.

“Masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor, seperti tebing atau lereng, harus lebih waspada. Jika ada tanda-tanda bahaya, segera mengungsi ke tempat aman, misalnya ke rumah saudara atau lokasi yang disediakan oleh pemerintah desa,” ujarnya.

Gus Ipul juga meminta masyarakat yang sedang dalam perjalanan untuk tidak memaksakan diri jika cuaca buruk. “Saat hujan deras, sebaiknya berhenti di tempat aman sampai cuaca membaik. Keselamatan harus menjadi prioritas,” imbaunya.

Gus Ipul menjelaskan bahwa pemerintah telah memiliki sistem penanganan bencana yang terkoordinasi. BNPB, Kemensos, pemerintah daerah, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan terlatih bekerja sama mulai dari evakuasi, penyediaan shelter, dapur umum, hingga proses rehabilitasi.

“Kemensos sendiri memiliki lumbung sosial di 700 titik rawan bencana di seluruh Indonesia. Lumbung ini menyediakan berbagai kebutuhan, seperti tenda pengungsian, kasur, makanan cepat saji, hingga perlengkapan keluarga. Semuanya siap digunakan jika terjadi bencana,” jelas Gus Ipul.

Bantuan logistik di Sukabumi meliputi sembako, kasur, perlengkapan ibadah, makanan siap saji, serta perlengkapan untuk ibu dan anak. Gus Ipul menekankan bahwa bantuan tersebut tidak hanya untuk korban langsung, tetapi juga masyarakat yang terdampak secara luas akibat bencana.

“Kekompakan semua pihak di Sukabumi sangat terasa. Mulai dari pemerintah, relawan, hingga masyarakat, semuanya bekerja bersama. Ini adalah kunci keberhasilan penanganan bencana dan harus terus dijaga,” tutup Gus Ipul.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *