BERITAUSUKABUMI.COM-Seorang guru di Kota Cirebon, Muhammad Sabil (34), dipecat dari sekolah tempatnya mengajar.
Muhamad Sabil dipecat sebagai pengajar DKV di dua sekolah yakni SMK Ponpes Manbaul Ulum dan SMK Telkom Cirebon.
Penyebab Muhamad Sabil dipecat setelah dirinya mengomentari unggahan di akun Instagram pribadi Gubernur Jabar, @ridwankamil.
Di mana dalam komentarnya, Sabil menyebut Ridwan Kamil dengan kata Maneh. Untuk diketahui, hampir sama dengan kata Sia, kata atau kalimat Maneh bagi orang Sunda dinilai kalimat kasar.
Muhamad Sabil mengomentari unggahan di akun Instagram @ridwankamil saat Ridwan Kamil sedang menggelar zoom meeting dengan sejumlah murid di SMP 3 Tasikmalaya.
LIHAT JUGA :
- 10 Guru Calon Pengawas PAI Lolos Seleksi
- Ridwan Kamil Tekankan Pentingnya Teknologi Digital di Tata Pemerintahan
Ridwan Kamil sendiri sudah mengetahui Muhamad Sabil tidak hanya dipecat dari tempatnya selama ini mengajar. Ridwan Kamil mengaku data Muhamad Sabil sebagai guru di Dapodik akan dihapus secara permanen, sehingga terancam tak dapat mengajar lagi di sekolah mana pun.
Berikut tanggapan dan klarifikasi Ridwan Kamil seperti disalin BERITAUSUKABUMI dari akun instagram pribadinya.
Seorang guru di Cirebon Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget, dengan ini saya sampaikan klarifikasi:
1. Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar. Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respon dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja.
2. Mungkin karena yang melakukan posting kasar adalah seorang Guru, yang postingannya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik insitusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan.
3. Karenanya setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah/yayasan, agar yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan.
4. Apapun itu, di era medsos tanpa sensor ini, Kewajiban kita para orangtua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasehat-menasehati dalam kabaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia.
Demikian yang bisa saya sampaikan.
Hatur Nuhun.
editor : Irwan Kurniawan