BERITAUSUKABUMI.COM-Zaman sahabat Nabi, menurut al-Iraqi, jumlah orang yang mempunyai nama Abdullah, lebih dari 300 orang. Di antara mereka ada tujuh nama Abdullah yang masyhur yaitu Abdullah Ibn Abbas, Abdullah Ibnu Umar, Abdullah Ibn Mas’ud, Abdullah Ibn Rawahah, Abdullah Ibnu Salam, Abdullah Ibn ‘Amr al-‘As, dan Abdullah Ibn Abi Awfa.
Kisah tujuh orang hebat bernama “Abdullah”, dalam satu kurun waktu sebagaimana masa sahabat, kembali terulang.
Suatu ketika di negara Yaman. Waktu itu, di negara ini, ada tujuh orang yang bernama Abdullah juga, dan semuanya menjadi wali masyhur. Dua di antara mereka adalah Habib Abdullah bin Husain bin Thahir (penulis kitab Sullamut Taufiq), dan Habib Abdullah bin Umar bin Yahya.
Dalam Majmu’ Kalam, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (belum dicetak masal) dikisahkan, dua Abdullah yang sama-sama wali tersebut pernah berbincang-bincang dalam sebuah pertemuan. Habib Abdullah bin Husain bin Thahir yang tidak lain adalah penulis kitab Sullamut Taufiq, bertanya kepada Habib Abdullah bin Umar yang tempat tinggalnya di kota al-Maseelah, Yaman.
“Wahai Habib, saya lihat rumah anda terlihat lebih tinggi (secara pandangan batin), dari rumah orang-orang sekota al-Maseelah. Yang aneh, di antara ruangan-ruangan yang ada dari rumah anda itu, dari yang semuanya tampak bersinar, mengapa di bagian ruang tamu, sinarnya tampak lebih terang daripada ruangan-ruangan yang lain. Apa rahasianya?”, tanya Habib Abdullah bin Husain bin Thahir, kepada Habib Abdullah bin Umar.
Habib Abdullah bin Umar kemudian menjawab, “Begini, ya Saidi. Sewaktu saya selesai membangun rumah, sebelum saya menempatinya, saya bacakan Al-Quran satu kali khataman, pada setiap ruangannya yang semuanya aku selesaikan dalam keadaan berdiri shalat, kecuali bagian ruang tamu.
Adapun ruang tamu, saya membacakannya sebanyak 40 kali khataman, dan semuanya juga saya lakukan dalam keadaan berdiri shalat” kata Habib Abdullah Bin Umar.
Ternyata, hal tersebut yang menjadikan rumah Habib Abdullah bin Umar tampak bersinar di mata Habib Abdullah bin Husain bin Thahir, walaupun sinarnya tidak mudah dipandang oleh mata orang awam.
Keistimewaan itu, tidak lain karena sababiyah barakahnya bacaan Al-Qur’an. Pancaran cahaya rumah Habib Abdullah bin Umar tersebut, tentu menambah deretan bukti kebenaran sabda Nabi Muhammad ﷺ:,
الْبَيْتُ الَّذِي يُقْرَأُ فِيهِ الْقُرْآنُ يَتَرَائى لِأَهْلِ السَّمَاءِ، كَمَا تَتَرَائَى النُّجُومُ لِأَهْلِ الْأَرْضِ
Artinya: “Rumah yang dibacakan Al-Quran dapat dilihat oleh para malaikat penduduk langit, sebagaimana penduduk bumi melihat bintang-bintang di langit”. (Syu’abul Iman: 1829).
Wargi-wargi (warga-red), inilah yg kemudian pula menginspirasi saya tahun 2016, mendirikan KTT untuk mendorong kaum muslimin, di setiap rumahnya rajin membaca Al-Quran sampai khotam berkali-kali.
Memasuki tahun 1445 H nanti, saya hoyong pisan (sangat berkeinginan-red), mengangkat nilai dan kemuliaan Kampung Cibunar di hadapan Allah, yakni dengan di canangkannya sebagai : “KAMPUNG KHOTAM ALQURAN”. Mohon sadayana (semuanya-red) warga, ikut bersama sama mendukung dan memperjuangkannya.
Bacakanlah Al-Quran sebanyak banyaknya, Kurangilah tontonan yg tidak bermanfaat.