Guru dan Murid di SMA Cisolok Sukabumi Joged Berjamah di Masa Pandemi Covid-19

Viral sebuah video memperlihatkan kerumunan pelajar dan guru asik joget berjamaah
tankapan layar joget berjamaah pelajar SMAN 1 Cisolok

BERITAUSUKABUMI.COM-Viral sebuah video memperlihatkan kerumunan pelajar dan guru asik joget berjamaah hingga abai terhadap protokol kesehatan selama Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 Pandemi Covid-19.

Dalam video berdurasi 30 detik tersebut nampak terlihat cukup banyak pelajar dan satu orang dengan pakaian Aparatur Sipil Negara atau ASN tidak memakai masker apalagi jarak sesuai anjuran penerapan protokol kesehatan.

Usut punya usut, video joget berjamaah ini terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Cisolok, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Pihak sekolah terkaitpun membenarkan. Melalui Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMAN 1 Cisolok, Herman Hermawan, video viral ini merupakan perayaan ulang tahun sekolah yang ke-22.

“Supaya clear saja yah, kebetulan hari ini tuh milad SMA Cisolok, kita udah beres sambutan dan sebagainya ada suprise dari anak anak kelas 12 gitu. Yang maju itu ada Bapa Kepala (kepsek,red), saya dengan kesiswaan dipaksa oleh kelas 12,” kata Herman kepada wartawan, Senin 1 November 2021.

Menurut Herman dirinya sempat menolak untuk maju ke lapangan untuk joget berjamaah di tengah kerumunan para muridnya itu. Namun Herman mengaku beserta guru kesiswaan dipaksa oleh muridnya untuk ikut berjoget ria di lapangan.

“Dipaksa oleh anak kelas 12, itupun saya sudah meronta-ronta ya namanya kondisi sedang seperti itu sebenarnya. Tapi betul hari ini ada kegiatan SMAN Cisolok ada milad SMA Cisolok ke 22,” ujarnya.

Soal adanya dugaan pelanggaran prokes seperti di video tersebut, Herman berdalih jika sebelumnya protokol kesehatan sudah dipersiapkan. Bahkan, akunya para muridnya terus diingatkan agar tidak boleh ada kerumunan.

“Jadi itu acaranya bukan sengaja ada acara, kita kan wanti-wanti ke semuanya sebelumnya agar jangan ada kegiatan yang kerumun kerumanan, itu juga sebetulnya protokol sudah di terapkan cuma mungkin diluar kami suprise itu dan kami juga dipaksa 3 orang itu harus kedepan,”bebernya.

Terpisah, Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi Andi Rahman menyesalkan kegiatan seperti di video tersebut.“Akan dipanggil oleh Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikannya, itu kan provinsi yang punya kewenangannya,”ujar Andi. 

“Nanti satgas kecamatan akan memantau kalau sudah ada kasus. Pasti akan dipantau, kalau ada kasus satu saja ya semua akan di test,”tambah Andi.


editor : Irwan Kurniawan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *