BERITAUSUKABUMI.COM-Pertanyaan di atas mengacu pada laporan terbaru kantor berita AFP tentang warga Sukabumi yang mengaku melihat harimau Jawa dan menemukan bulunya.
Ripi Yanur Fajar juga mengaku melihat tapak kaki dan bekas cakaran kucing besar yang dinyatakan musnah sejak 1980-an.
Yanur Fajar melaporkan temuannya tahun 2019. Anehnya, baru saat ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tergerak melakukan penelitian genetis lewat bulu harimau itu. Jika hasil penelitian menyimpulkan harimau Jawa masih ada, binatang itu akan berstatus dilindungi.
Saya mencoba mencari foto dokumentasi harimau Jawa di situs digitalcollections.universiteitleiden.nl dan menemukan yang satu ini. Lainnya adalah gambar harimau Jawa telah jadi bangkai akibat perburuan.
Tidak ada keterangan di mana foto itu diambil. Yang ada adalah tahun pengambilan 1928. Artinya, 66 tahun setelah keluarnya Staatblad No 84 tentang pemusnahan harimau dan buaya, harimau Jawa masih ada, meski mungkin populasinya terus mengecil.
Foto lain yang saya temukan adalah Rampok Matjan, sebuah tradisi membunuh harimau Jawa beramai-ramai. Harimau diletakan di tengah lapang, dikepung warga bersenjata tombak.
Setiap kali harimau berusaha menerobos penjagaan, ia akan mundur dan terluka. Harimau akan kelelahan, banyak terluka, mati, dan orang bersorak sorai.
Staatblad No 84 tahun 1862 tentang pemusnahan harimau dan buaya, rampok matjan, dan tradisi berburu kulit putih, membuat harimau Jawa perlahan tapi pasti musnah dari habitatnya di sekujur Jawa.(jernih.co.id)
