Direktur Skala Institute Blak-blakan Hasil Survei Balon Bupati Sukabumi yang Dituding Pesanan

Beberapa hari lalu Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute merilis hasil survei electoral terhadap sejumlah bakal calon (balon) Bupati-Wakil Bupati Sukabumi yang akan bertarung di Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024.
Direktur Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute, Wahyu Ginanjar

BERITAUSUKABUMI.COM-Beberapa hari lalu Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute merilis hasil survei electoral terhadap sejumlah bakal calon (balon) Bupati-Wakil Bupati Sukabumi yang akan bertarung di Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024.

Hasil survei terhadap Balon Bupati-Wakil Bupati Sukabumi itupun memantik beragam reaksi dari pihak yang memiliki kepentingan di Pilkada Kabupaten Sukabumi. Ada reaksi puas, ada pula yang reaksinya datar-datar saja.

Dan tidak sedikit juga ada pihak yang bereaksi dengan hasil survei Skala Institute tersebut. Bahkan, mereka tidak canggung untuk mengatakan jika hasil survei yang dilakukan Skala Institute, itu survei orderan atau pesanan guna kebutuhan framing opini untuk balon Bupati-Wakil Bupati Sukabumi tertentu.

BERITAUSUKABUMI.COM, Selasa (7/5/2024) berkesempatan mewawancarai dengan bertatap muka langsung dengan Direktur Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute, Wahyu Ginanjar, sosok sentral yang selama ini jadi sosok yang berada dibelakang survei yang dituding sejumlah pihak, hasil survei sebagai survei pesanan.

Bacaan Lainnya

“Iya survei kita memang survei pesanan, pesanan kandidat yang nanti akan maju di Pilkada Sukabumi,”kata Wahyu Ginanjar, blak-blakan menjawab pertanyaan pertama soal tudingan survei yang dilakukan Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute sebagai survei pesanan.

BACA JUGA : 

Namun, survei pesanan yang dimaksud Wahyu bukanlah survei pesanan yang bisa dibeli dan dijual untuk membentuk opini publik untuk kepentingan politik figur atau kandidat tertentu.

“Survei pesanan di sini adalah survei yang sebelumnya dipesan oleh semua para kandidat, bukan pesanan satu atau dua kandidat. Para kandidat boleh memesan namanya untuk disurvei, tapi saat proses survei di lapangan dilakukan, para kandidat sama sekali tidak diperbolehkan mengintervensi proses apalagi hasil survei yang telah kami lakukan. Kami sangat menolak ada intervensi saat proses survei, siapapun itu orangnya,”tegas Wahyu.

Wahyu memperjelas, survei pesanan yang dimaksudnya yaitu saat pihaknya terlebih dahulu menawarkan proposal survei kepada kandidat yang akan maju di pilkada. Yang mana dalam isi proposal itu berisi juga berisi rencana anggaran biaya survei. Sebab, seperti hal sebuah kajian atau penilitian, dalam survei pun tentu memerlukan biaya operasional termasuk biaya honor untuk para petugas survei di lapangan.

BACA JUGA : 

“Kalau urusan biaya operasional proses survei kemarin, jujur yah kami tidak berurusan langsung dengan sumber biaya yang kami butuhkan. Soal sumber dana itu urusannya pihak media online yang meminta bekerjasama dengan kami. Dari siapa atau dari mananya sumber dananya kami tidak tahu, kami hanya pelaksana survei di lapangan saja, dan hasil surveinya kami serahkan ke pihak media online itu,”ungkap Wahyu.

Wahyu sendiri blak-blakan, selama ini sumber dana survei yang dilakukan lembaganya banyak bersumber dari dana patungan, malah memakai dana pribadi dari kantong pribadinya. Pihaknya melakukan survei bukan untuk kali ini saja. Ketika ada perhelatan politik, seperti pileg, pilpres dan pilkada, pihak selalu aktif melakukan survei.”Dan jujur yah, untuk operasional disurvei kemarin itu keuangan pribadi saya tekor,”terangnya.

Meski kadang tekor, Wahyu tetap menikmati dunia kajian, penelitian dan survei-survei yang selama ini ia lakukan.”Saya menikmati pekerjaan ini, itu kuncinya,”ucap Wahyu.

Disinggung terkait lembaga survei miliknya yang belum terdaftar di KPU RI, Wahyu juga blak-blakan apabila lembaga surveinya memang belum terdaftar di KPU RI.

BACA JUGA :

Kendati lembaganya belum terdaftar di KPU RI karena masih menunggu proses, tetapi wahyu menjamin, hasil-hasil survei yang dilakukan tetap berbasis akademis,ilmiah dengan memakai ilmu metodelogi yang ia pelajari selama ini.

“Betul belum terdaftar di KPU tapi sedang dalam proses. Ya sambil menunggu resmi terdaftar di KPU, tidak ada salahnya kan kami melakukan survei, yang penting metode dan surveinya ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. Kami sangat menjaga kredibilitas survei yang kami lakukan,”tuturnya.

Terkait hasil survei yang mengundang reaksi terutama dari pendukung salah satu bakal calon bupati, yakni Asep Japar, yang mana di survei Skala Institute, hasilnya sementara memposisikan Asep Japar di nomor urut ke empat, kalah sementara oleh Ketua DPC Kabupaten Sukabumi, Hasyim Adnan yang berada diposisi ketiga dari hasil survei tersebut.

Sebagian pendukung “fanatik” Asep Japar selain menuding survei pesanan, ada juga yang mencoba mempertanyakan dengan mengkritisi hasil survei Skala Institute yang dinilai mereka patut dicurigai sebagai survei pesanan dan memiliki beberapa kelemahan saat survei.

BACA JUGA :

Di mana hanya dalam waktu delapan hari melakukan survei, posisi Hasyim Adnan ada diatas Asep Japar. Padahal pendukung Asep Japar merasa selama ini sudah cukup lama menggembar-gemborkan, baik di media sosial maupun sosialisasi langsung di lapangan Asep Japar sebagai calon bupati. Sedangkan, Hasyim Adnan sosialisasi sebagai calon bupatinya baru-baru ini, tapi posisi Pak Asep Japar sementara dibawah Hasyim Adnan.

“Saat melakukan kuisoner atau proses survei, kami wawancara tatap muka langsung menggunakan metode survei tertutup dan terbuka. Untuk metode survei elektabitas figur calon bupati, kami menggunakan metode survei tertutup. Metode tertutup itu merupakan daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang tidak memberikan kebebasan menjawab kepada responden. Survei tertutup membatasi respons yang dapat dipilih oleh responden, jadi pertanyaan survei tertutup berada di bawah kendali peneliti,”beber Wahyu.

Alumnus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini membuka ruang seluas-luas kepada pihak-pihak yang mempertanyakan dan memprotes dengan hasil survei lembaga Skala Institute yang dikomandoinya.

“Lebih senang lagi kalau ada pihak yang mau ngajak diskusi ilmiah tentang survei, saya dengan senang hati siap menjelaskannya. Karena survei yang kami lakukan tidak hanya kali ini saja, di tahun-tahun sebelumnya juga sudah melakukan, dan akurasinya margin error rendah. Banyak juga pihak lain yang mengunakan lembaga kami, apapun hasil surveinya mereka jadikan bahan evaluasi,”ucap Wahyu.

Menutup pembicaraan, Wahyu Ginanjar mengatakan jika pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan survei lanjutan.”Yang kami survei juga tidak hanya Pilkada Kabupaten Sukabumi, Pilkada Kota Sukabumi juga kami survei. Dan perlu diingat, hasil survei itu bukan gambar hasil nanti, tapi hanya gambaran hari ini. Hasil survei di lapangan bisa berubah-rubah, tergantung pergerakan si kandidat yang maju di pilkada,”tutupnya.

Hasil Skala Institute

Untuk diketahui, terakhir Skala Institute menggelar survei elektabilitas mulai tanggal 22 sampai 30 April 2024. Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden yang tersebar di 47 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi, populasi menggunakan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pileg 2024.

Adapun metode pengambilan sampel menggunakan Multi Stage Random Sampling dengan Tingkat Kepercayaan +- 95% dan Margin of Error +- 2,9%.

Dari data yang terangkat melalui survei ini terlihat masih belum ada sosok bakal calon bupati/wakil bupati Sukabumi yang memiliki elektabilitas mumpuni, elektabilitas semua bakal calon masih standar.

BACA JUGA : 

Berdasar survei elektabilitas yang dimiliki para bakal calon tersebut, belum bisa memastikan siapa bakal calon yang memiliki modal elektabilitas yang memadai untuk menang di Pilkada Kabupaten Sukabumi mendatang, apalagi menang secara mudah.

Dari 17 nama yang di survei, ada 5 nama bakal calon yang memperoleh persentase agak tinggi untuk maju sebagai calon Bupati Sukabumi, yaitu Iyos Somantri, Iman Adi Nugraha, Hasim Adnan, Asep Japar, dan Deden Deni Wahyudin.

Selain itu, dari sejumlah nama yang diunggulkan untuk calon Bupati Sukabumi, seperti nama Iyos Soemantri dan Asep Japar responden juga diantaranya mereka menilai beberapa nama layak maju sebagai calon wakil Bupati Sukabumi.

Berikut Elektabilitas 17 Calon Bupati Sukabumi 2024 Hasil Survei Skala Institute :

1. Iyos Somantri : 11,56%
2. Iman Adi Nugraha : 9,83%
3. Hasim Adnan : 9,10%
4. Asep Japar : 8,19%
5. Deden Deni Wahyudin : 7,21%
6. Anjak P Sukma : 5,94%
7. Budi Irawan : 4,32%
8. Habib Mulki : 4,32%
9. Budi Azhar : 4,11%
10. Muhammad Sodikin : 3,89%
11. Yudi Suryadikrama: 3,78%
12. Yuda Sukmagara : 3,26%
13. Anwar Sadad : 3,12%
14. Zainul : 3,01%
15. Rastya Zahra : 2,26%
16. Usman Jaelani : 2,08%
17. Unang Sudarma : 1,80%
18. TT/TM : 12,22%

Hasil Survei elektabilitas Calon Wakil Bupati Kabupaten Sukabumi :

1. Iman Adinugraha : 16,19%
2. Asep Japar : 11,10%
3. Deden Deni Wahyudin : 9,14%
4. Anjak P Sukma : 8,05%
5. Habib Mulki : 5,64%
6. Budi Azhar : 5,23%
7. Budi Irawan : 4,92%
8. Muhammad Sodikin : 4,89%
9. Rasya Mutiara : 4,30%
10. Zainul : 4,02%
11. Yudi Suryadikrama : 3,90%
12. Anwar Sadad : 3,77%
13. Yuda Sukmagara : 3,29%
14. Usman Jaelani 2,80%
15. Unang Sudarma, 2,10%
16. TT/TM : 10,66%

sumber : Skala Institute


editor : Irwan Kurniawan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *