BERITAUSUKABUMI.COM-Berkah, meski di tengah musim penghujan, bagi sejumlah pengrajin gula merah di Kampung Pasir Munding, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi, produksi Gula Aren justru kebanjiran pesanan. Peningkatan ditunjang banyaknya pesanan dari sejumlah pelanggan dan pasar tradisional.
Enur Nurlela (45) pengrajin gula asal Kampung Pasir Munding salah satunya. Enur mengakui, produksi Gula Aren yang digelutinya sejak turun temurun ini pesanan produksi Gula Aren asli sangat diminati masyarakat dan pelanggan yang kebanyakan pelaku usaha untuk bahan pemanis makanan dan lainnya.
“Apalagi kalau mendekati bulan puasa Ramadan pesanannya meningkat. Meski bahan baku gulan aren yang diambil dari nira yang dihasilkan disetiap pohon kelapa agak sulit karena paktor cuaca hujan yang menentu. Namun gula aren yang kami jual sedikit naik dari harga biasanya. Namun peminat gula aren asli selalu ada memesan,”ujar Enur (44), kepada BERITAUSUKABUMI.COM, Kamis (14/10/22).
LIHAT JUGA
- Meriahkan Sukabumi Expo 2022, Patriot Desa Pamerkan Produk UMKM Desa
- Paguyuban UMKM Hadir agar UMKM Lebih Maju
Menurut Enur selama bulan suci Ramdahan, rata-rata setiap harinya Enur dan Suleman (48) suaminya mampu memproduksi biang nira sebanyak 50 liter, kalo saat kondisi cuaca hujan bisa mencapai 100 liter.
“Saat ini produksi gula merah yang dihasilkan sedikit banyak, yang biasanya hanya sekitar 25-30 liter sekarang bisa lebih meningkat drastis hingga 50 liter untuk menutupi pesanan pedagang dan pelaku usaha kecil,” katanya.
Enur mengakui kenaikan hasil produksi gula sangat berdampak terhadap pendapatan hasil penjualan gula merah setelah pandemi berangsur normal. Saat hari biasa pendapatan rata-rata hasil penjualan gula bisa mencapai Rp 100 ribu, namun saat ini bisa mencapai Rp 200-300 ribu perhari.
“Kendala kondisi cuaca hujan yang paling menyulitkan. Selain sulit mengambil sadapan biang nira diatas pohon kelapa sangat licin. Namun melihat kondisi saat ini harga gula pun sedikit mengalami kenaikan dari harga sebelumnya Rp 25 ribu/kg sekarang bisa Rp 40 ribu/kilo atau perbonjor,”bebernya.
Sulaeman suami Enur mengatakan selamat dua bulan terakhir terus meningkat kemungkinan hasil produksi gula merah akan mengalami kenaikan harga dan pesanan. Meski kendala para pengrajin sangat kesulitan mengambil biang nira dari atas pohon kelapa karena paktor cuaca.
“Para pengrajin pun tidak bisa berspukulasi atau berusaha nekad mengambil biang nira ketas pohon kelapa dalam kondisi hujan dan licin. Soalnya jika dipaksakan akan membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa, saya mensiasatinya dengan mengambil nira setiap dua hari sekali hingga hasil nira lebih banyak,”tandas dia.
copy editor : Rudi Samsidi