Awal Mula Sejarah Adanya Perlombaan Panjat Pinang di Tiap Agustusan

Panjat pinang adalah perlombaan yang dilakukan dengan memanjat pohon pinang (atau pohon lainnya) yang sudah dikuliti dan diberi cairan pelicin, untuk memperebutkan barang-barang yang digantungkan di atasnya, biasanya diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.
Lomba panjat pinang pada tempo dulu/foto:istimewa

BERITAUSUKABUMI.COM-Panjat pinang adalah perlombaan yang dilakukan dengan memanjat pohon pinang (atau pohon lainnya) yang sudah dikuliti dan diberi cairan pelicin. Lomba ini untuk memperebutkan barang-barang yang digantungkan di atasnya, biasanya diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.

Sejarah Panjat pinang sendiri awalnya berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu. Lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain. Yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi.

Kini panjat pinang sudah membudaya dan jadi salah satu lomba tradisional yang populer pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia.

Bacaan Lainnya

Sudah diketahui bersama, lomba Panjat pinang merupakan pohon pinang atau bambu yang dikuliti yang tinggi dan batangnya dilumuri dengan pelumas disiapkan oleh panitia perlombaan.

Bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai hadiah menarik. Para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon yang pada umumnya ialah pohon pinang.

Tata cara permainan lebih kurang sama, dilakukan beregu, dengan banyak hadiah digantungkan di atas. Namun, bedanya tinggi yang harus dipanjat bukan hanya setinggi pohon pinang, tetapi telah berevolusi menjadi satu bangunan dari pohon pinang dan kayu-kayu yang puncaknya bisa sampai 3-4 tingkat bangunan gedung.

Untuk meraih juara pertama, setiap regu harus memanjat sampai puncak untuk menurunkan gulungan merah yang dikaitkan di sana.

Sumber lainnya menyebut asal mula panjat pinang juga berkaitan dengan peringatan Koninginnedag atau Hari Ratu di Belanda.

Setiap tanggal 31 Agustus, perayaan ini digelar untuk memperingati kelahiran Ratu Belanda, Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau. Masyarakat Hindia Belanda (Indonesia) pada waktu itu diharapkan berkumpul untuk merayakan momen ini dengan berbagai festival, karnaval, pasar kaget, dan termasuk lomba panjat pinang. Tradisi ini dalam bahasa Belanda dikenal dengan sebutan “de Klimmast,” yang berarti memanjat tiang.

Sejarah mencatat bahwa panjat pinang sudah ada sejak tahun 1930-an, seperti yang diungkapkan dalam buku “Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal” oleh Fandy Hutari. Lomba panjat pinang menjadi daya tarik dalam berbagai perayaan seperti pernikahan, kenaikan jabatan, dan ulang tahun.

Meskipun terlihat sederhana, panjat pinang memerlukan usaha keras, kerja sama tim, dan strategi khusus. Peserta lomba dibagi menjadi beberapa regu yang bergantian memanjat pohon pinang setinggi 5-9 meter, yang biasanya sudah diolesi minyak sebagai pelumas. Upaya mereka adalah untuk mencapai hadiah yang ditempatkan di puncak pohon pinang.

Hadiah yang diperoleh dari panjat pinang umumnya berupa bahan makanan seperti beras, tepung, roti, keju, gula, dan pakaian. Pada waktu itu, hadiah semacam itu dianggap mewah bagi masyarakat pribumi. Peserta lomba adalah orang-orang pribumi, sementara para orang Belanda (meneer-meneer) menjadi penonton yang tertawa melihat upaya warga lokal dalam memanjat pohon pinang dengan penuh semangat.

Lomba ini tak hanya sebagai ajang menguji keberanian dan ketangguhan peserta, melainkan juga berperan dalam memperkuat ikatan sosial di antara warga.

Makna simbolis dari lomba panjat pinang memiliki kedalaman yang mengesankan. Pohon pinang menjadi lambang dari tekad tinggi yang harus diupayakan bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar, seperti kemerdekaan.

Juga partisipasi kolektif para peserta dalam meraih hadiah di puncak mencerminkan semangat gotong-royong dan persatuan yang vital dalam perjuangan mencapai tujuan bersama, sejalan dengan semangat kemerdekaan.

Lomba ini juga mengandung pelajaran akan arti penting ketekunan serta tekad dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.

Meskipun lomba panjat pinang dijaga dan dipelihara sebagai warisan budaya yang berharga, tak jarang juga terdapat upaya untuk memodernisasi dan menjaga keselamatan pelaksanaannya.


sumber : diolah dari berbagai sumber

editor : Irwan Kurniawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *