Agar Potensi Gesekan Ormas tak lagi Terulang

Asep Deni saat bareng mantan Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Sumarni/foto;ist

BERITAUSUKABUMI.COM-Agar gesekan berujung bentrok terbuka seperti bentrok dua ormas di perbatasan Sukabumi-Cianjur yang terjadi beberapa waktu lalu tidak terulang, harus ada komitmen bersama yang kuat dan tinggi dari elit pimpinan ormas yang didasari prinsip menjaga, memelihara dan memperkuat persatuan sesama anak bangsa.

“Ruang komunikasi yang intensif antar pimpinan ormas juga penting. Kalau komunikasi terbangun dan komitmen tinggi untuk menjaga, memelira dan memperkuat persatuan sudah terbentuk, saya kira potensi gesekan akan bisa dihindari,”kata pengamat kebijakan publik Sukabumi, Asep Deni kepada BERITAUSUKABUMI, Senin 27 September 2021.

Ruang komunikasi dan komitmen tinggi menjaga persatuan juga ungkap Deni tidak cukup selesai dilakukan ditataran elit pimpinan ormas, akar rumput atau anggota ormas dibawah pula perlu dilibatkan, terutama anggota ormas yang aktivitasnya banyak di lapangan.

Bacaan Lainnya

JUGA BACAKeributan Dua Ormas di Sukabumi, Buntut Rusuh di Sumedang

Menurut Deni, hal yang wajar ketika ada masyarakat khususnya warga netizen di media sosial yang menginginkan ormas yang kerap terlibat gesekan hingga menimbulkan dampak keresahan dan kerugian di masyarakat dibubarkan. Namun, Deni tidak berpendapat kalau gesekan ormas yang terjadi itu sifatnya kasuistik tidak bisa digeneralisasi kalau keberadaan ormas itu suka membuat keributan.

Hanya dari dampak gesekan yang terjadi sudah barang tentu yang dirugikan bukan hanya kedua belah pihak yang bertikai. Masyarakat umum yang tidak tahu persoalan juga terkena imbas. Untuk itu anggota ormas memiliki kewajiban untuk tetap menjaga norma, etika, dan nilai-nilai moral dalam hidup bermasyarakat.

“Tidak semua ormas atau anggota ormas suka ribut. Masih banyak kegiatan positif yang bermanfaat yang sudah dilakukan untuk masyarakat dan negara. Kalaupun ada yang ribut, itu saya katakan hanya segelintir permasalahan pribadi oknum yang kemudian meluas jadi persoalan organisasi yang sebenarnyapun bisa dihindari tidak harus dengan cara-cara kekerasan,”ungkapnya.

Tiga hal, pertama jiwa korsa sesama anggota, demi menjaga harga diri organisasi dan faktor ekonomi atau rebutan lahan proyek ujar Deni yang kerap jadi pemicu gesekan di anggota ormas di lapangan.

“Jiwa korsa adalah sumber kekuatan organisasi, tapi jiwa korsa jangan disalahkan artikan menjadi sesuatu hal yang merugikan anggota ormas apalagi masyarakat umum. Kalau ada persoalan pribadi atau menyangkut ranah pidana, sebaiknya diselesaikan melalui jalur hukum, bukan aksi-aksi kekerasan yang pada hakikatnya tidak menyelesaikan masalah, malah menimbulkan persoalan lagi,”harapnya.


editor : Hasna Fatimah Zahra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *